Sabtu, 31 Agustus 2019

Cerita Dewasa Pengalaman Bersama Supir Pribadi Ku

Kerajaan Sex - Kisah ini terjadi ketika aku masih SMU, ketika umurku masih 18 tahun, waktu itu rambutku masih sepanjang sedada dan hitam (sekarang sebahu lebih dan sedikit merah). Di SMU aku termasuk sebagai anak yang menjadi incaran para cowok. Tubuhku cukup proporsional untuk seusiaku dengan buah dada yang sedang tapi kencang serta pinggul yang membentuk, pinggang dan perutku pun ukurannya pas karena rajin olahraga, ditambah lagi kulitku yang putih mulus ini. Aku pertama mengenal seks dari pacarku yang tak lama kemudian putus, pengalaman pertama itu membuatku haus seks dan selalu ingin mencoba pengalaman yang lebih heboh. Beberapa kali aku berpacaran singkat yang selalu berujung di ranjang. Aku sangat jenuh dengan kehidupan seksku, aku menginginkan seseorang yang bisa membuatku menjerit-jerit dan tak berkutik kehabisan tenaga.

Ketika itu aku belum diijinkan untuk membawa mobil sendiri, jadi untuk keperluan itu orang tuaku mempekerjakaan Bang Tohir sebagai sopir pribadi keluarga kami merangkap pembantu. Dia berusia sekitar 30-an dan mempunyai badan yang tinggi besar serta berisi, kulitnya kehitam-hitaman karena sering bekerja di bawah terik matahari (dia dulu bekerja sebagai sopir truk di pelabuhan). Aku sering memergokinya sedang mengamati bentuk tubuhku, memang sih aku sering memakai baju yang minim di rumah karena panasnya iklim di kotaku. Waktu mengantar jemputku juga dia sering mencuri-curi pandang melihat ke pahaku dengan rok seragam abu-abu yang mini. Begitu juga aku, aku sering membayangkan bagaimana bila aku disenggamai olehnya, seperti apa rasanya bila batangnya yang pasti kekar seperti tubuhnya itu mengaduk-aduk kewanitaanku. Tapi waktu itu aku belum seberani sekarang, aku masih ragu-ragu memikirkan perbedaan status diantara kami.


Obsesiku yang menggebu-gebu untuk merasakan ML dengannya akhirnya benar-benar terwujud dengan rencana yang kusiapkan dengan matang. Hari itu aku baru bubaran pukul 3 karena ada ekstra kurikuler, aku menuju ke tempat parkir dimana Bang Tohir sudah menunggu. Aku berpura-pura tidak enak badan dan menyuruhnya cepat-cepat pulang. Di mobil, sandaran kursi kuturunkan agar bisa berbaring, tubuhku kubaringkan sambil memejamkan mata. Begitu juga kusuruh dia agar tidak menyalakan AC dengan alasan badanku tambah tidak enak, sebagai gantinya aku membuka dua kancing atasku sehingga bra kuningku sedikit tersembul dan itu cukup menarik perhatiannya.

"Non gak apa-apa kan? Sabar ya, bentar lagi sampai kok" hiburnya

Waktu itu dirumah sedang tidak ada siapa-siapa, kedua orang tuaku seperti biasa pulang malam, jadi hanya ada kami berdua. Setelah memasukkan mobil dan mengunci pagar aku memintanya untuk memapahku ke kamarku di lantai dua. Di kamar, dibaringkannya tubuhku di ranjang. Waktu dia mau keluar aku mencegahnya dan menyuruhnya memijat kepalaku. Dia tampak tegang dan berkali-kali menelan ludah melihat posisi tidurku itu dan dadaku yang putih agak menyembul karena kancing atasnya sudah terbuka, apalagi waktu kutekuk kaki kananku sehingga kontan paha mulus dan CD-ku tersingkap. Walaupun memijat kepalaku, namun matanya terus terarah pada pahaku yang tersingkap. Karena terus-terusan disuguhi pemandangan seperti itu ditambah lagi dengan geliat tubuhku, akhirnya dia tidak tahan lagi memegang pahaku. Tangannya yang kasar itu mengelusi pahaku dan merayap makin dalam hingga menggosok kemaluanku dari luar celana dalamku.

"Sshh.. Bang" desahku dengan agak gemetar ketika jarinya menekan bagian tengah kemaluanku yang masih terbungkus celana dalam.

"Tenang Non.. saya sudah dari dulu kesengsem sama Non, apalagi kalau ngeliat Non pake baju olahraga, duh tambah gak kuat Abang ngeliatnya juga" katanya merayu sambil terus mengelusi bagian pangkal pahaku dengan jarinya.

Tohir mulai menjilati pahaku yang putih mulus, kepalanya masuk ke dalam rok abu-abuku, jilatannya perlahan-lahan mulai menjalar menuju ke tengah. Aku hanya dapat mencengkram sprei dan kepala Tohir yang terselubung rokku saat kurasakan lidahnya yang tebal dan kasar itu menyusup ke pinggir celana dalamku lalu menyentuh bibir vaginaku. Bukan hanya bibir vaginaku yang dijilatinya, tapi lidahnya juga masuk ke liang vaginaku, rasanya wuiihh..gak karuan, geli-geli enak seperti mau pipis. Tangannya yang terus mengelus paha dan pantatku mempercepat naiknya libidoku, apalagi sejak sejak beberapa hari terakhir ini aku belum melakukannya lagi.

Sesaat kemudian, Tohir menarik kepalanya keluar dari rokku, bersamaan dengan itu pula celana dalamku ikut ditarik lepas olehnya. Matanya seperti mau copot melihat kewanitaanku yang sudah tidak tertutup apa-apa lagi dari balik rokku yang tersingkap. Dia dekap tubuhku dari belakang dalam posisi berbaring menyamping. Dengan lembut dia membelai permukaannya yang ditumbuhi bulu-bulu halus itu. Sementara tangan yang satunya mulai naik ke payudaraku, darahku makin bergolak ketika telapak tangannya yang kasar itu menyusup ke balik bra-ku kemudian meremas daging kenyal di baliknya.

"Non, teteknya bagus amat.. sama bagusnya kaya memeknya, Non marah ga saya giniin?" tanyanya dekat telingaku sehingga deru nafasnya serasa menggelitik.

Aku hanya menggelengkan kepalaku dan meresapi dalam-dalam elusan-elusan pada daerah sensitifku. Tohir yang merasa mendapat restu dariku menjadi semakin buas, jari-jarinya kini bukan hanya mengelus kemaluanku tapi juga mulai mengorek-ngoreknya, cup bra-ku yang sebelah kanan diturunkannya sehingga dia dapat melihat jelas payudaraku dengan putingnya yang mungil.

Aku merasakan benda keras di balik celananya yang digesek-gesek pada pantatku. Tohir kelihatan sangat bernafsu melihat payudaraku yang montok itu, tangannya meremas-remas dan terkadang memilin-milin putingnya. Remasannya semakin kasar dan mulai meraih yang kiri setelah dia pelorotkan cup-nya. Ketika dia menciumi leher jenjangku terasa olehku nafasnya juga sudah memburu, bulu kudukku merinding waktu lidahnya menyapu kulit leherku disertai cupangan. Aku hanya bisa meresponnya dengan mendesah dan merintih, bahkan menjerit pendek waktu remasannya pada dadaku mengencang atau jarinya mengebor kemaluanku lebih dalam. Cupanganya bergerak naik menuju mulutku meninggalkan jejak berupa air liur dan bekas gigitan di permukaan kulit yang dilalui. Bibirnya akhirnya bertemu dengan bibirku menyumbat eranganku, dia menciumiku dengan gemas.

Pada awalnya aku menghindari dicium olehnya karena Tohir perokok jadi bau nafasnya tidak sedap, namun dia bergerak lebih cepat dan berhasil melumat bibirku. Lama-lama mulutku mulai terbuka membiarkan lidahnya masuk, dia menyapu langit-langit mulutku dan menggelikitik lidahku dengan lidahnya sehingga lidahku pun turut beradu dengannya. Kami larut dalam birahi sehingga bau mulutnya itu seolah-olah hilang, malahan kini aku lebih berani memainkan lidahku di dalam mulutnya. Setelah puas berrciuman, Tohir melepaskan dekapannya dan melepas ikat pinggang usangnya, lalu membuka celana berikut kolornya. Maka menyembullah kemaluannya yang sudah menegang daritadi. Aku melihat takjub pada benda itu yang begitu besar dan berurat, warnanya hitam pula. Jauh lebih menggairahkan dibanding milik teman-teman SMU-ku yang pernah ML denganku. Dengan tetap memakai kaos berkerahnya, dia berlutut di samping kepalaku dan memintaku mengelusi senjatanya itu. Akupun pelan-pelan meraih benda itu, ya ampun tanganku yang mungil tak muat menggenggamnya, sungguh fantastis ukurannya.

"Ayo Non, emutin kontol saya ini dong, pasti yahud rasanya kalo diemut sama Non" katanya.

Kubimbing penis dalam genggamanku ke mulutku yang mungil dan merah, uuhh.. susah sekali memasukkannya karena ukurannya. Sekilas tercium bau keringat dari penisnya sehingga aku harus menahan nafas juga terasa asin waktu lidahku menyentuh kepalanya, namun aku terus memasukkan lebih dalam ke mulutku lalu mulai memaju-mundurkan kepalaku. Selain menyepong tanganku turut aktif mengocok ataupun memijati buah pelirnya.

"Uaahh.. uueennakk banget, Non udah pengalaman yah" ceracaunya menikmati seponganku, sementara tangannya yang bercokol di payudaraku sedang asyik memelintir dan memencet putingku.

Setelah lewat 15 menitan dia melepas penisnya dari mulutku, sepertinya dia tidak mau cepat-cepat orgasme sebelum permainan yang lebih dalam. Akupun merasa lebih lega karena mulutku sudah pegal dan dapat kembali menghirup udara segar. Dia berpindah posisi di antara kedua belah pahaku dengan penis terarah ke vaginaku. Bibir vaginaku disibakkannya sehingga mengganga lebar siap dimasuki dan tangan yang satunya membimbing penisnya menuju sasaran.



"Tahan yah Non, mungkin bakal sakit sedikit, tapi kesananya pasti ueenak tenan" katanya.

Penisnya yang kekar itu menancap perlahan-lahan di dalam vaginaku. Aku memejamkan mata, meringis, dan merintih menahan rasa perih akibat gesekan benda itu pada milikku yang masih sempit, sampai mataku berair. Penisnya susah sekali menerobos vaginaku yang baru pertama kalinya dimasuki yang sebesar itu (milik teman-temanku tidak seperkasa yang satu ini) walaupun sudah dilumasi oleh lendirku.

Tohir memaksanya perlahan-lahan untuk memasukinya. Baru kepalanya saja yang masuk aku sudah kesakitan setengah mati dan merintih seperti mau disembelih. Ternyata si Tohir lihai juga, dia memasukkan penisnya sedikit demi sedikit kalau terhambat ditariknya lalu dimasukkan lagi. Kini dia sudah berhasil memasukkan setengah bagiannya dan mulai memompanya walaupun belum masuk semua. Rintihanku mulai berubah jadi desahan nikmat. Penisnya menggesek dinding-dinding vaginaku, semakin cepat dan semakin dalam, saking keenakannya dia tak sadar penisnya ditekan hingga masuk semua. Ini membuatku merasa sakit bukan main dan aku menyuruhnya berhenti sebentar, namun Tohir yang sudah kalap ini tidak mendengarkanku, malahan dia menggerakkan pinggulnya lebih cepat. Aku dibuatnya serasa terbang ke awang-awang, rasa perih dan nikmat bercampur baur dalam desahan dan gelinjang tubuh kami.

"Oohh.. Non Citra, sayang.. sempit banget.. memekmu.. enaknya!" ceracaunya di tengah aktivitasnya.

Dengan tetap menggenjot, dia melepaskan kaosnya dan melemparnya. Sungguh tubuhnya seperti yang kubayangkan, begitu berisi dan jantan, otot-ototnya membentuk dengan indah, juga otot perutnya yang seperti kotak-kotak. Dari posisi berlutut, dia mencondongkan tubuhnya ke depan dan menindihku, aku merasa hangat dan nyaman di pelukannya, bau badannya yang khas laki-laki meningkatkan birahiku. Kembali dia melancarkan pompaannya terhadapku, kali ini ditambah lagi dengan cupangan pada leher dan pundakku sambil meremas payudaraku. Genjotannya semakin kuat dan bertenaga, terkadang diselingi dengan gerakan memutar yang membuat vaginaku terasa diobok-obok.

"Ahh.. aahh.. yeahh, terus entot gua Bang" desahku dengan mempererat pelukanku.

Aku mencapai orgasme dalam 20 menit dengan posisi seperti ini, aku melepaskan perasaan itu dengan melolong panjang, tubuhku mengejang dengan dahsyat, kukuku sampai menggores punggungnya, cairan kenikmatanku mengalir deras seperti mata air. Setelah gelombang birahi mulai mereda dia mengelus rambut panjangku seraya berkata, "Non cantik banget waktu keluar tadi, tapi Non pasti lebih cantik lagi kalau telanjang, saya bukain bajunya yah Non, udah basah gini".

Aku cuma bisa mengangguk dengan nafas tersenggal-senggal tanda setuju. Memang badanku sudah basah berkeringat sampai baju seragamku seperti kehujanan, apalagi AC-nya tidak kunyalakan. Tohir meloloskan pakaianku satu persatu, yang terakhir adalah rok abu-abuku yang dia turunkan lewat kakiku, hingga kini yang tersisa hanya sepasang anting di telingaku dan sebuah cincin yang melingkar di jariku.

Dia menelan ludah menatapi tubuhku yang sudah polos, butir-butir keringat nampak di tubuhku, rambutku yang terurai sudah kusut. Tak henti-hentinya di memuji keindahan tubuhku yang bersih terawat ini sambil menggerayanginya. Kemudian dia balikkan tubuhku dan menyuruhku menunggingkan pantat. Akupun mengangkat pantatku memamerkan vaginaku yang merah merekah di hadapan wajahnya. Tohir mendekatkan wajahnya ke sana dan menciumi kedua bongkahan pantatku, dengan gemas dia menjilat dan mengisap kulit pantatku, sementara tangannya membelai-belai punggung dan pahaku. Mulutnya terus merambat ke arah selangkangan. Aku mendesis merasakan sensasi seperti kesetrum waktu lidahnya menyapu naik dari vagina sampai anusku. Kedua jarinya kurasakan membuka kedua bibir vaginaku, dengusan nafasnya mulai terasa di sana lantas dia julurkan lidahnya dan memasukkannya disana. Aku mendesah makin tak karuan, tubuhku menggelinjang, wajahku kubenamkan ke bantal dan menggigitnya, pinggulku kugerak-gerakkan sebagai ekspresi rasa nikmat.

Di tengah-tengah desahan nikmat mendadak kurasakan kok lidahnya berubah jadi keras dan besar pula. Aku menoleh ke belakang, ternyata yang tergesek-gesek di sana bukan lidahnya lagi tapi kepala penisnya. Aku menahan nafas sambil menggigit bibir merasakan kejantanannya menyeruak masuk. Aku merasakan rongga kemaluanku hangat dan penuh oleh penisnya. Urat-urat batangnya sangat terasa pada dinding kemaluanku.

"Oouuhh.. Bang!" itulah yang keluar dari mulutku dengan sedikit bergetar saat penisnya amblas ke dalamku.

Dia mulai mengayunkan pinggulnya mula-mula lembut dan berirama, namun semakin lama frekuensinya semakin cepat dan keras. Aku mulai menggila, suaraku terdengar keras sekali beradu dengan erangannya dan deritan ranjang yang bergoyang. Dia mencengkramkan kedua tangannya pada payudaraku, terasa sedikit kukunya di sana, tapi itu hanya perasaan kecil saja dibanding sensasi yang sedang melandaku. Hujaman-hujaman yang diberikannya menimbulkan perasaan nikmat ke seluruh tubuhku.

Aku menjerit kecil ketika tiba-tiba dia tarik rambutku dan tangan kanannya yang bercokol di payudaraku juga ikut menarikku ke belakang. Rupanya dia ingin menaikkanku ke pangkuannya. Sesudah mencari posisi yang enak, kamipun meneruskan permainan dengan posisi berpangkuan membelakanginya. Aku mengangkat kedua tanganku dan melingkari lehernya, lalu dia menolehkan kepalaku agar bisa melumat bibirku. Aku semakin intens menaik-turunkan tubuhku sambil terus berciuman dengan liar. Tangannya dari belakang tak henti-hentinya meremasi dadaku, putingku yang sudah mengeras itu terus saja dimain-mainkan. Gelinjang tubuhku makin tak terkendali karena merasa akan segera keluar, kugerakkan badanku sekuat tenaga sehingga penis itu menusuk semakin dalam.

Mengetahui aku sudah diambang klimaks, tiba-tiba dia melepaskan pelukannya dan berbaring telentang. Disuruhnya aku membalikan badanku berhadapan dengannya. Harus kuakui dia sungguh hebat dan pandai mempermainkan nafsuku, aku sudah dibuatnya beberapa kali orgasme, tapi dia sendiri masih perkasa. Dia biarkan aku mencari kepuasanku sendiri dalam gaya woman on top. Kelihatannya dia sangat senang menyaksikan payudaraku yang bergoyang-goyang seirama tubuhku yang naik turun. Beberapa menit dalam posisi demikian dia menggulingkan tubuhnya ke samping sehingga aku kembali berada di bawah. Genjotan dan dengusannya semakin keras, menandakan dia akan segera mencapai klimaks, hal yang sama juga kurasakan pada diriku. Otot-otot kemaluanku berkontraksi semakin cepat meremas-remas penisnya. Pada detik-detik mencapai puncak tubuhku mengejang hebat diiringi teriakan panjang. Cairan cintaku seperti juga keringatku mengalir dengan derasnya menimbulkan suara kecipak.

Tohir sendiri sudah mulai orgasme, dia mendesah-desah menyebut namaku, penisnya terasa semakun berdenyut dan ukurannya pun makin membengkak, dan akhirnya.. dengan geraman panjang dia cabut penisnya dari vaginaku. Isi penisnya yang seperti susu kental manis itu dia tumpahkan di atas dada dan perutku. Setelah menyelesaikan hajatnya dia langsung terkulai lemas di sebelah tubuhku yang berlumuran sperma dan keringat. Aku yang juga sudah KO hanya bisa berbaring di atas ranjang yang seprei nya sudah berantakan, mataku terpejam, buah dadaku naik turun seiring nafasku yang ngos-ngosan, pahaku masih mekangkang, celah vaginaku serasa terbuka lebih lebar dari biasanya. Dengan sisa-sisa tenaga, kucoba menyeka ceceran sperma di dadaku, lalu kujilati maninya dijari-jariku.

Sejak saat itu, Tohir sering memintaku melayaninya kapanpun dan dimanapun ada kesempatan. Waktu mengantar-jemputku tidak jarang dia menyuruhku mengoralnya. Tampaknya dia sudah ketagihan dan lupa bahwa aku ini nona majikannya, bayangkan saja terkadang saat aku sedang tidak mood pun dia memaksaku. Bahkan pernah suatu ketika aku sedang mencicil belajar menjelang Ebtanas yang sudah 2 minggu lagi, tiba-tiba dia mendatangiku di kamarku (saat itu sudah hampir jam 12 malam dan ortuku sudah tidur), karena lagi belajar aku menolaknya, tapi saking nafsunya dia nekad memperkosaku sampai dasterku sedikit robek, untung kamar ortuku letaknya agak berjauhan dariku. Meskipun begitu aku selalu mengingatkannya agar menjaga sikap di depan orang lain, terutama ortuku dan lebih berhati-hati kalau aku sedang subur dengan memakai kondom atau membuang di luar. Tiga bulan kemudian Tohir berhenti kerja karena ingin mendampingi istrinya yang TKW di Timur Tengah, lagipula waktu itu aku sudah lulus SMU dan sudah diijinkan untuk membawa mobil sendiri.



END
Share:

Jumat, 30 Agustus 2019

Cerita Dewasa PacarKu Yang MAsih Perawan

Kerjaan Sex -Perkenalkan, namaku Aditya (nama samaran) seorang pemuda Chinese dengan tinggi badan 170 dan berat 60 dan postur tubuh yang cukup atletis karena aku rajin fitness. Aku sudah mengenal situs Rumah Seks sejak lama dan suka sekali membaca cerita di dalamnya. Kali ini aku mencoba menceritakan pengalaman pertamaku bersama pacarku Jenny (juga nama samaran) yang kini menjadi telah menjadi istriku dan begitu mengesankan bagiku.

Cerita bermula saat aku dan pacarku pergi berlibur berdua saja ke kota wisata P, Kota sekitar Danau T-Sumatera Utara, siangnya sehabis pulang kerja, kamipun berangkat ikut dengan rombongan salah satu travel di kotaku M, tidak banyak yang terjadi di perjalanan selain hanya kami terlelap di tempat duduk kami masing-masing, sedangkan Jenny terlelap dengan kepala bersandar dibahaku.

Kawasan Judi

Sekitar 3 jam perjalanan kami pun sampai ke kota P, dan langsung menuju salah satu hotel disana untuk check-in, setelah kami check-in disalah satu kamar hotel, akupun langsung menghempaskan tubuhku berbaring di tempat tidur yang empuk tersebut. Sedangkan Jenny masih sibuk membenahi barang barang yang kami bawa (biasalah kalo lagi berlibur, paling ya.. pakaian semua). Melihat dia sibuk berbenah timbul keisenganku untuk menggodanya dari belakang, akupun kemudian bangun dari tempat tidur dan berjalan perlahan kearahnya yang kemudian kupeluk dia dari belakang.

"Lagi sibuk ya sayang..?" sekedar basa basi sambil memeluknya.
"Aduh.. udah dong say.. jangan begini dulu, bukannya ngebantu malah nambah beban dibelakang aja." ketusnya.
"Nggak pa pa kan, yang pentingkan kamu enakan juga" jawabku sekenanya aja sambil mulai menggerayangi pantatnya yang padat itu. (postur tubuh pacarku ini juga ideal, tinggi 165, berat 50, bra 34A, kulit putih bersih bagai susu)
"Ye.. maunya tuh.." jawabnya sambil menepis tanganku yang sedang berada di pantatnya.
Sebelumnya perlu diinformasikan kalau kami sudah sering bercinta, tapi hanya sampai sebatas peting saja.
"Ya udah deh, kalo nggak mau.." jawabku pura-pura surut, sambil kembali duduk di atas tempat tidur.

Aku kemudian mengambil minuman yang terdapat di mini bar kamar dan langsung menuangkannya kedalam gelas, selesai berbenah Jenny kemudian duduk di sampingku.
"Sini minumnya! Aku juga haus nih.." katanya sambil meraih gelas di tanganku.
"Eh..eh..eh.. tunggu dulu, kalau ambil sendiri sana, atau minum langsung dari mulutku ini" ledekku sambil memuncungkan bibirku ke arah bibirnya..
"Ih.. kok nggak sabaran sih dari tadi" sambil kembali berusaha merebut gelas di tanganku. akhirnya gelas itupun tumpah dan mengenai bajunya.
"Nah kan.. tumpah akhirnya, sini biar aku yang ngebersihin bajumu.." kataku sambil meraih baju kaos putihnya.
Dia kemudian menatapku tajam setengah marah karena bajunya telah kotor terkena tumpahan minuman tadi.

"jenn, sebenarnya Aku sangat memimpikan kesempatan seperti ini, hanya berdua dengan kamu di kamar sebuah hotel" aku mulai mencairkan suasana saling berebutan dari tadi.
"Kamu cantik Jenn, bahagia sekali aku memilikimu, walaupun kita hanya dapat berdua jika pas ayah dan ibuku beserta adik-adikku lagi nggak dirumah" kataku sambil memeluk erat tubuhnya.
"Akupun begitu Dit, sudah lama kita tidak berdua seperti ini"
"Iya, akhir-akhir ini rumah selalu ramai"
"Akupun sudah rindu sekali ingin bercinta denganmu.." kataku sambil menggenggam kedua tangannya.
"Sekarang kamu rilex ya, sayang!" Jenny memejamkan matanya saat aku mendekatkan wajahku ke wajahnya.

Dengan lembut kukecup keningnya, kurasakan remasan halus menggenggam tanganku yang masih memegang tangannya, lalu bibirku mulai berjalan mencium alis, matanya yang terpejam, dan kedua pipinya danterakhir berhenti di kedua belahan bibir mungil gadisku yang cantik ini. Jenny membalas kulumanku pada bibirnya dengan pagutan yang hangat pula lalu aku mulai membuka bibirku dan mengeluarkan lidahku mencari lidah yang lain diseberang sana. Tanganku mulai merayap menggerayangi tubuhnya, perlahan menyusup ke balik kaos ketat putih yang melekat ditubuhnya, kini kurasakan halusnya kulit gadisku ini. Ketika tanganku mulai memasuki daerah dada untuk segera merasakan lembutnya daging kenyal yang menonjol, mendadak kedua tangan Anna menahan kedua tanganku.

"Kenapa.. sayang..?" terpaksa aku menghentikan sejenak aksiku dan kutatap wajah sayu di hadapanku dengan tajam.
"Pintunya udah dikunci belum Dit.." tanyanya mengingatkan aku kalau pintu kamar belum dikunci, akupun kemudian bergegas pergi mengunci pintu kamar sambil tak lupa meletakkan gantungan yang bertuliskan "DO NOT DISTURB" di pegangan depan pintu kamar.

"Buka ya, sayang!" Jenny mengangguk pelan, lalu dengan sangat hati-hati kutarik ujung T-shirt yang melekat di tubuh Jenny dan meloloskannya melalui kedua tangannya. Kulempar t-shirt itu kelantai, kini dihadapanku terpampang tubuh padat yang setengah telanjang dengan dada berisi dan terlindungi BH warna hitam yang sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih. Sejenak kutatap gumpalan daging yang masih tertutup BH itu, perlahan kurebahkan tubuhnya ke atas tempat tidur. Kembali kucumbu pacarku ini yang sedang terlentang pasrah, kukulum lagi bibir mungil itu lalu perlahan merayap menuju leher, telinga, daerah dibelakang telinga, dan terus kebawah menuju gumpalan payudara yang berisi itu. Kujulurkan lidahku mengitari bukit itu sambil tanganku merayap menuju punggung tempat dimana kaitan BH itu direkatkan, kutarik pelan BH itu dari tubuh Anna dan kulemparkan ke lantai.

"Akh..!" Dia mendesah perlahan saat BHnya terlepas dari tubuhnya dan berusaha menutup kedua bukit indahnya dengan kedua tangannya sambil tersenyum menggodaku,
"Jangan sayang, Aku ingin melihat keindahan bukit ini.."
Segera saja tanganku menahan kedua tangannya dan kubawa keatas kepalanya sambil kusapukan lidahku yang basah kearah ketiaknya yang bersih dengan aroma yang menggugah hasrat kelelakianku.

"Akh.. Eemhh." Jenny merintih kecil sambil terpejam, tanganku merayap lagi menuju dada yang kini terbuka, sentuhan melingkar menambah sensasi lain pada diri pacarku dan akhirnya mulutku pun mendarat di belahan dada Pacarku ini.

"Oohh.. Dit.." desahnya perlahan, saat aku mulai mengusapkan lidahku di payudaranya, sengaja aku tidak langsung ke putingnya yang kemerahan itu, desahan demi desahan mengiringi sapuan lidahku di kedua payudara yang masih kencang ini, payudara indah yang hanya mendapat sentuhan dariku. Puting yang merah seakan tenggelam dan belum dapat muncul kepermukaan, akhirnya kuhisap puting itu dengan penuh perasaan cinta agar Jenny dapat menikmati setiap sentuhanku.

Sambil terus mengulum payudara itu dengan cekatan aku menanggalkan pakaianku tanpa Jenny sadari, kini hanya celana dalam saja yang melekat ditubuhku melindungi senjataku yang sudah menegang dari tadi. Sekarang mulutku berada di atas pusar yang dihiasi sebuah tato kupu-kupu membuatnya semakin indah, kujilat dan terus merayap sambil tanganku mulai menarik rok yang di kenakannya. Jenny membantunya dengan mengangkat pantatnya dan memudahkan aku melepaskan penutup bagian bawah tubuhnya itu, kini aku dapat menikmati paha mulus yang dihiasi bulu-bulu halus yang menantang untuk segera disentuh.

"Kamu nikmatin aja ya sayang!" kubelai pipi pacarku ini lalu kucium keningnya, Jenny menerimaku lagi dengan pagutan yang lebih membara saat mendaratkan ciumanku di atas bibirnya.

Sambil terus kujelajahi dengan bibir dan lidahku perlahan aku mulai kembali menarik celana dalam itu, kali ini diapun mengangkat pantatnya dan terlepaslah kain terakhir yang melekat ditubuhnya. Gundukan bukit kecil dengan bulu-bulu halus yang tertata rapi menandakan pacarku ini sangat memperhatikan daerah paling pribadinya ini, bibir vagina yang memerah dengan sebuah daging kecil tersembul di atasnya kini terpampang begitu dekat dihadapanku. Kutangkap tangannya yang berusaha menutupi benda indah itu, lalu kusentuh dengan sangat pelan dan penuh kelembutan. Jenny mulai menikmati permainan ini, tubuhnya meliuk-liuk mengeliat seperti ulat menerima aksi dariku.

Dengan pelan kubuka kedua pahanya dengan tanganku lalu kutempatkan wajahku mengisi selangkangan itu, vagina itu begitu dekat dengan bibirku.

"Oohh.." dia mendesis tangannya meremas rambutku yang berada diselangkangannya, ia begitu menikmati sapuan lidahku yang mengisi ruang kosong di antara kedua pahanya. Aroma vagina yang sangat kukenal ini membuatku semakin bernafsu ingin memberikan yang terbaik bagi gadisku ini. Bulu-bulu halus disekitar bukit vagina menggelitik hidung dan bibirku, kucari dan kutemukan daging kecil pusat segala kenikmatan bagi dia. Vagina itu begitu mungil dan indah dengan cairan hangat yang mulai keluar dari dalam rahimnya dan bercampur dengan air liurku. Jenny mendesah dan menggeliat merasakan sesuatu yang luar biasa yang rasakan dari sentuhan lidahku pada vaginanya.

"Hoh.. Hoh..Dit.. Aku nggak tahan.. neh udah dong..!" mulutnya terus meracau. Tiba-tiba saja dia mencengkram erat rambutku dan membenamkan kepalaku lebih dalam ke selangkangannya, pantatnya mendongak keatas dan tubuhnya menegang. Sesaat kemudian kurasakan cairan hangat kembali keluar dari vaginanya dan kali ini lebih banyak dari sebelumnya

"Akhh.. eehhmm.." aku tahu dia telah mencapai orgamenya yang pertama, dan aku terus saja menekan klitoris itu dengan lidahku, kulumat setiap tetesan cairan hangat yang keluar dari liang vagina itu. Cengkeramannya melemah dan akhirnya dia terkulai lemas dengan nafas yang memburu, kulihat dada yang turun naik mengatur nafas dengan terengah. Kudekap erat tubuhnya dan kembali kukecup kening gadisku ini,
"Hh.. makasih ya Dit.. tadi nikmat sekali.."

Beberapa saat lamanya kudekap tubuh polos itu sambil terus tanganku memainkan puting susu yang mulai menegang kembali, senjataku sangat tegang. Kalau saja aku tidak ingat peringatannya supaya tetap virgin sampai malam pertama kali kelak mungkin penisku sudah menyeruak masuk kedalam vagina sempit itu, tapi aku bersabar karena pada saatnya nanti aku pasti mendapatkannya. Kubalikan tubuh Anna, sekarang tubuhnya menindih dan tengkurap diatas tubuhku, ia masih begitu lemas merasakan sisa kenikmatan yang baru saja ia alami. Ia tersenyum saat sesuatu yang tegang mengganjal tepat diperutnya, digenggamnya dengan penuh nafsu.

"Dit.. sudah tegang banget ini.." dia kemudian bergerak menaiki dadaku, kemudian menggesek gesekkan kemaluannya di dadaku. SSetelah itu turun kembali dan bibir langsung melahap 2 titik kecil di dadaku.





baca juga Cerita Dewasa Majikan Dan Pembantu

baca juga : Cerita Dewasa Pengalaman Bersama Perawan



"Mmhhmm.. enak say.." erangku
"Terus.. sshh.., gigit say.." erangku lagi.
Jenny terus saja melancarkan serangan di puting susuku. Tangan yang satunya perlahan bergerak ke arah celana dalamku sambil membelai penisku dari luar.
"Akh.. akh.. terus sayang.."
"Buat dia kokoh say.. berikan dia belaian kasihmu.."
"Enak Dit..?"
"Eemmhh.." Gumanku

Perlahan dia menurunkan CD yang aku pakai, kemudian perlahan namun pasti dia mulai turun ke arah penisku yang telah tegang. Lama ia memandangi sambil memegang penisku yang semakin menegang itu, kemudian dengan perlahan mengalir lebih deras lagi saat kurasakan isapan demi isapan begitu nikmatnya. Dia berusaha memasukan penisku kedalam mulutnya tanpa canggung lagi sambil tangan yang satunya memainkan bola yang ada dibawah penisku, tapi penis itu begitu panjang sehingga ia hanya bisa mengulum setengahnya saja. Senjataku semakin tegang saja, tapi aku tak ingin segera mengakhiri permainan ini, kutahan dengan sekuat tenaga agar orgasmeku tidak datang terlalu dini.

"Yang.. digesekkan ya.. tapi jangan dimasukin.." Jenny menatap sayu mataku sambil melepaskan kulumannya.
"Kalo gitu udah dulu deh say, bibir kamu udah pegelkan, kita istirahat dulu deh" akhirnya kutarik tubuh pacarku kembali sejajar terlentang dengan tubuhku.

Perlahan kubuka kedua pahanya lebar, tangan kananku merayap menuju vagina yang mulai terbuka, kusentuh dan kucari lagi klitoris yang menyembul dalam liang itu. Tekanan jariku dari arah depan dan dengan perlahan kubarengi dengan gesekan senjataku yang menyentuh belahan bibir vagina yang telah basah itu. Desahan kecil kembali terdengar dari mulutnya, aku tahu dia begitu menikmati permainan ini, sambil tak henti tanganku memainkan gumpalan daging yang menonjol di dadanya.

Ntah kenapa saat itu ingin sekali aku merasakan kelembutan himpitan kulit vagina pacarku ini, dan meledakkan spermaku di dalamnya. Mungkin karena sudah sekian lama kami hanya bermain di luar aja, dan ini merupakan kesempatan pertama kami melakukannya tanpa ada gangguan takut ketahuan orang lain.

"Say.. gimana kalau kali ini aku masukin ke dalam..? .. hh" aku berbisik sambil terus menggesekkan penisku dibibir vaginanya.
"Ya.., nngg .. akkhh.. nggak tau deh.." agak ragu ia berkata
"Please.."

"Aku ingin menjaga kesucian ini sampai malam pertama kita Dit."
"Lagian aku takut hamil, apa kata orang nanti.. mmhh.. akkhh.." katanya dengan tatapan sayu.
"Ya udah deh.. nggak usah kalo kamu nggak mau." kataku menjawab, sambil terus menggesekkan penisku.
"Akh. aduh.. Dit, enak dit.." Jenny merintih
"Andai saja kita sudah menikah.." jawabku.

Aku terus menggesek, perlahan kulihat ntah karena naluri kewanitaannya dengan reflek ia semakin membuka lebar kedua pahanya. Kuposisikan kaki kananku diantara kedua kakinya, sehingga kini selangkangannya terbuka dengan lebar. Kembali kugesekan kepala penisku menyentuh belahan vagina basah itu, tapi kali ini ntah setan mana yang mendorongku, dengan sedikit dorongan yang mengarah keatas sehingga dengan perlahan kepala penis itu menyeruak memasuki belahan vaginanya yang memang licin. Akh.. enak sekali rupanya.. baru kali ini penisku masuk ke vaginanya walaupun masih sedikit. Sesaat ujung penisku berada dalam himpitan lubang yang basah itu, lalu kutarik dan kubenamkan lagi dengan pelan, aku ingin mempermainkan rasa nikmat pacarku ini dulu. Mendapat perlakuan seperti itu Jenny semakin mengejang kedua tangannya kini mencengkram erat seprei tempat tidur.

"Akkhh.. Dit.." lenguhan panjang terdengar dan dia mencengkram semakin kuat, rupanya ia tak tahan dengan perlakuanku yang memasukkan kepala penisku saja karena saat kudorongkan kembali pantatku, dia menyambutnya dengan lebih menyodorkan pantatnya ke belakang sehingga penisku amblas kedalam liang yang rapat itu. Berakhirlah pertahanan gadis suci ini, kurasakan sesuatu yang kenyal menahan ujung penisku, ini rupanya selaput darah seorang perawan pikirku. Lalu penis kudorong lagi menyeruak masuk mengisi liang itu. Setelah saling diam beberapa saat akupun mulai beraksi menyodok dan menarik penisku melalui vagina itu. Kocokan pelan dan berirama terkadang semakin cepat dan cepat lagi, nikmat dan rapat sekali vagina yang masih perawan ini kurasakan.

"Gimana sayang.. lebih nikmat kan?" tanyaku. Dia menjawab perkataanku dengan desahan yang semakin memburu. Karena tidak menjawab, akhirnya aku pura-pura bermaksud akan mencabut kembali penisku yang sudah tenggelam di dalam vaginanya itu.

"Akh.. jangan Ditt.." dia menahan laju mundur pantatku dengan kedua kakinya, kemudian dia memeluk dan mencengkram punggungku, karena sudah mendapat lampu hijau non stop, dan lagi akupun sudah tidak sabaran karena rupanya begitu enak penis ini jika berada di dalam vagina seorang perempuan, maka aku memulai gerakan naik turunku. merasakan setiap sentakan dari pantatku, ia mulai paham dan ikut menggoyangkan pantatnya seirama dengan sodokan pinggangku. Wajahnya memerah dan bibirnnya yang seksi terbuka lebar, segera kulumat bibir terbuka itu dengan pagutan dan iapun membalasnya dengan penuh nafsu.

" Akh..Ditt.eehhmm.."
"Kenapa sayang.. nikmat kan..?"
".. En.. enak.." kuangkat dadaku dan kutopang dengan kedua tanganku menambah tenaga untuk kembali menyodok vagina itu, kulihat ekpresi pacarku ini begitu cantik dengan mata terpejam dan bibir yang terkadang ia gigit kecil. Begitu terangsang aku dengan expresinya yang seperti ini.

Gesekan demi gesekan semakin terasa nikmat bagi kami berdua, sesaat kemudan kulihat wajahnya memerah, dan mendongak keatas, kurasakan kakinya melingkar erat di kedua pahaku, aku tahu ia akan segera mencapai klimaksnya yang kedua.

"..Tahan sayang.. sebentar lagi.."
"Aku.. aku nggak kuat Dit.. aku mau.. kelluar..". kupercepat sodokan pantatku untuk segera mengimbangi orgasme yang dirasakannya. Kupeluk erat tubuhnya kurasakan semburan hangat membanjir di selangkanganku dan setelah itu akupun menyemburkan lahar panas yang kutahan dari tadi.

"Crot..crott..crett.." delapan kali kurasakan semburan maniku di vaginanya.
"Oohh..!" lengkingan panjang keluar dari mulut kami secara bersamaan, cairan hangat membasahi semua lubang vaginanya dan akhirnya tubuhku terjerembab diatas tubuhnya yang terkulai lemas.
"Terima kasih sayang.. nikmat sekali" hanya itu yang bisa terucap dari mulutku saat itu..

Lama kupeluk tubuh Jenny sambil merasakan sisa kenikmatan yang baru saja kami alami,
"Maafkan aku ya.. sayang, aku nggak bisa nepatin janji dan menjaga kesucianmu sampai malam pertama kita" setengah merayu kubisikan kata-kata itu.
"Ya udahlah say, mau gimana lagi, aku juga salah.. yang membiarkanmu masuk.." sambil tersenyum simpul dan masih saling berpelukan akhirnya kami tertidur dalam kelelahan.

Malamnya aku terbangun dan kulihat tubuh polos Jenny tertidur begitu cantik tanpa busana sehelaipun, cairan kental yang mulai mengering masih keluar perlahan melalui bibir vaginanya bercampur dengan tetes darah yang mengering. Oh.. inilah darah perawan pacarku yang telah kuambil kesuciannya.

"Maafkan aku sayang.." kukecup keningnya dan kutinggalkan tempat tidur untuk membersihkan sisa lendir yang melekat diselangkanganku. Baru saja aku hendak masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri, tiba-tiba Jenny bangun dan menyusulku sambil memeluk tubuhku.
"Jahat ya.. habis ngerasakan mau ninggalin aku sendiri.."
"Nggak pa pa sayang.. aku nggak kemana-mana kok" kembali kupeluk tubuhnya dan kami mandi bersama. Dan didalam kamar mandipun akhirnya kami mengulanginya.



Event Winstreak permatajudi.xyz dengan syarat mudah dan gampang di dapat , buruan ikutan selagi masih mudah didapat sebelum kehabisan promo.





Selesai mandi kamipun keluar untuk makan malam setelah itu kami mengulanginya lagi, kali ini kami benar-benar menumpahkan segalanya. Berbagai posisi kami coba, segala apa yang pernah kami lihat di film BF kami coba praktekkan malam itu. Seakan tak pernah puas kami bercinta.



Kawasan Judi

End
Share:

Rabu, 28 Agustus 2019

Cerita Dewasa Pemain Basket DiSekolah Ku

 Kisahku saat aku masih duduk di kelas SMA pengalaman yang tak pernah aku lupa dan seru untuk aku ulangi sekarang yaitu aku bermain seks di dalam kelas dengan pemain idaman basket disekolahku, yaitu dengan Vina yang mana tokoh dalam ceritaku dibawah ini.

Ketika itu disekolah ada kegiatan basket untuk mengikuti lomba basket yang diselenggarakn oleh produk permen yang terkenal dan sebgai pemain inti aku juga mentaati aturan yang diberikan oleh pelatih basketku, dan diharuskan untuk menginap sebagai salah satu latihan.

Kawasan Judi

Yah, terpaksa aku menginap juga di sekolah. Ternyata yang menginap tidak hanya tim basket putra tetapi juga tim basket putri. Dalam hati aku bersorak gembira karena di tim basket putri di sekolahku terdapat banyak cewek cantik.
Apalagi pakaian tim cewek memang sangat sexy. Memang mereka bisa main basket, cuma yang bisa bermain bagus hanya satu atau dua orang saja. Aku datang ke sekolah pukul 16:00 WIB. Setelah menaruh tasku di kelas, aku segera bergabung dengan teman-temanku.

Saat itu langit masih agak terang, sehingga aku masih bisa bermain di lapangan basket yang outdoor. Latihan berjalan seperti biasa. Pemanasan, latihan lay-up dan permainan. Seperti biasa, putra dan putri dicampur. Jadi di satu tim terdapat 3 cowok dan 2 cewek.

Aku main seperti biasa tidak terlalu ngotot. Saat itu tim lawan sedang menekan timku. Vinna sedang melakukan jump shoot, aku berusaha menghalanginya dengan melakukan blocking. Namun usahaku gagal, tanganku justru menyentuh bagian terlarangnya.

Aku benar-benar tidak bermaksud menyentuh dadanya. Memang dadanya tidak terlalu besar namun setelah menyentuhnya kurasakan payudaranya sangat kenyal. Lalu aku meminta maaf kepadanya. Vinna pun menerima maafku dengan wajah agak merah.

Setelah itu giliran timku melakukan serangan. Lagi-lagi aku berhadapan dengan Vinna. Aku berusaha menerobos defend dari Vinna. Namun tak sengaja aku menjatuhkan Vinna dan aku dikenai personal foul. Aku mencoba membantu Vinna berdiri.

Kulihat kakinya berdarah, lalu kutawarkan untuk mengantarkannya membesihkan luka itu. Vinna pun menerima ajakanku. Kami pun berjalan menuju ke ruang guru yang jaraknya memang agak jauh dengan lapangan basket. Vinna berjalan tertatih-tatih, maka kubantu ia bejalan. Saat itu sekolahku sudah kosong semua, hanya tinggal kami tim basket dan karyawan sekolah.

Sesampainya di ruang guru, aku segera mengambil peralatan P3K. Kubasahi luka di paha kiri Vinna dengan perlahan. Sesekali Vinna mendesah kesakitan. Setelah kucuci lukanya, kuberi obat merah dan kuperban kakinya.

Saat menangani lukanya, baru kusadari bahwa Vinna juga memiliki kaki yang menurutku sangat sexy. Kakinya sangat panjang dan mulus. Apalagi dia hanya mengenakan celana pendek. Kuarahkan pandanganku ke atas.

Dadanya tidak terlalu besar, namun cukuplah bagi cewek berusia 17 tahun. Oh ya.. Vinna berusia 17 tahun, rambutnya lurus panjang sebahu, kulitnya putih mulus, dia Asli Indo sepertiku. Tingginya 172 cm dan beratnya kira-kira 50 kg.

Tiba-tiba kudengar erangan Vinna yang membangunkanku dari lamunanku.

“Ada apa Vin?” kutanya dia dengan lembut.
“Kakiku rasanya sakit banget.” jawabnya.
“Di mana Vin?” tanyaku dengan agak panik.
“Di sekitar lukaku..”

Kupegang daerah di sekitar lukanya dan mulai memijatnya. Peniskulama-lama bangun apalagi mendengar desahan Vinna. Tampaknya ini hanya taktik Vinna untuk mendekatiku. Aku pun tak bisa berpikir jernih lagi. Segera saja kulumat bibir Vinna yang indah itu.

Vinna pun tak mencoba melepaskan diri. Ia sangat menikmati ciumanku. Perlahan, Vinna pun membalas ciumanku. Tanganku mulai merambah ke daerah dadanya. Kuraba dadanya dari luar bajunya yang basah oleh keringat. Vinna semakin terangsang.

Kucoba membuka bajunya, namun aku tidak ingin buru-buru. Kuhentikan seranganku. Vinna yang sudah terangsang agak kaget dengan sikapku. Namun aku menjelaskan bahwa aku tak ingin terburu-buru dan Vinna pun dapat memahami alasanku walaupun ia merasa sangat kecewa.

Kemudian aku membantunya kembali ke lapangan. Sebelum kembali ke lapangan aku mencium mulutnya sekali lagi. Kami pun berjanji untuk bertemu di ruang kelas IB setelah latihan selesai. Dalam hati aku berjanji bahwa aku harus merasakan kenikmatan tubuhnya. Sisa latihan malam itu pun kulakukan dengan separuh hati.

Setelah latihan, kami semua mandi dan beristirahat. Kesempatan bebas itulah yang kami gunakan untuk bertemu. Di ruang kelas itu kami saling mengobrol dengan bebas. Aku pun tahu bahwa Vinna belum pernah memiliki pacar sebelumnya dan kurasa dia menaruh hati padaku.

Perasaanku padanya biasa-biasa saja. Namun mendapat kesempatan ini aku pun tak ingin melewatkannya. Kami pun mengobrol dengan santai. Vinna pun bermanja-manja denganku. Kepalanya disandarkan ke bahuku dan aku pun membelai rambutnya yang wangi itu.

Entah siapa yang memulai, kami saling berpagutan satu sama lain. Bibirnya yang hangat telah menempel dengan bibirku. Lidah kami pun saling beradu.Kuarahkan ciumanku ke bawah. Kupagut lehernya dengan lembut sehingga Vinna mendesah.

Tanganku mulai aktif melancarkan serangan ke dada Vinna. Kurasakan payudara Vinna mulai mengeras. Kusingkap T-Shirt pink miliknya dan terlihatlah payudara Vinna terbungkus Triumph 32B. Ketika aku akan melancarkan seranganku, Vinna tiba-tiba melarang. Kali ini dia yang belum siap. Rupanya ia ingin melakukannya secara utuh denganku di suatu tempat yang pantas. Aku pun memahami maksudnya. Akhirnya kami hanya berciuman saja.

Keesokan harinya, kami kembali melakukan latihan basket. Namun Vinna hanya melakukan latihan ringan saja. Pukul 13:00 kami boleh pulang ke rumah masing-masing. Kutawarkan tumpangan kepada Vinna. Aku memang membawa mobil sendiri ke sekolah.

www.permatajudi.xyz

Kuantarkan ke rumahnya di sebuah jalan besar. Sesampainya di sana, aku diajaknya masuk ke rumahnya. Aku tahu bahwa Vinna tidak tinggal bersama orang tuanya. Orang tuanya terlalu sibuk mengurus bisnis mereka.

Vinna memang anak orang kaya. Pertama-tama aku minta ijin memakai kamar mandinya untuk mandi sejenak. Setelah selesai, aku menunggu di kamarnya. Kamarnya cukup luas. Suasananya pun cukup enak. Aku kini mengerti mengapa Vinna tak ingin melakukannya di kelas. Vinna juga sedang mandi rupanya. Memang cewek kalau mandi itu agak lama.

Tak lama, Vinna keluar dari kamar mandi dengan mengenakan T-Shirt Hello Kitty berwarna biru muda dengan celana pendek. Lalu kami pun berbincang-bincang. Aku pun memuji kecantikannya. Setelah agak lama berbincang, kami saling memandang dan kami pun mulai berciuman.Ciuman kali ini sangat kunikmati.

Kuraba dengan lembut payudara Vinna. Kemudian kubuka baju Vinna dan terlihatlah BH hitam membungkus payudara yang sangat indah. Aku termenung sejenak lalu mulai melepas pakaianku dan pakaiannya. Aku sudah telanjang sedangkan Vinna masih mengenakan pakaian dalam berwarna hitam. Kulanjutkan ciumanku di dada Vinna. Vinna melenguh perlahan menikmati perlakuanku.

Perlahan-lahan kuarahkan mulutku di antara dua belahan pahanya yang mulus. Lalu kusentuh permukaan celana dalamnya yang sexy dengan ujung lidahku. Badan Vinna seperti mengejang perlahan. Kuliarkan lidahku di celana dalamnya.

Vinna pun mendesah nikmat karena lidahku mengenai klistorisnya. Kulepas BH dan CD-nya hingga tampaklah sesosok tubuh yang sangat indah dan proporsional. Kembali aku mempermainkan buah dadanya. Buah dadanya sudah mulai menegang dan bentuknya pun menjadi sangat indah walaupun tidak besar.

Kugigit-gigit lembut putingnya yang menegang keras. Kuturunkan ciumanku ke arah rambut-rambut halus yang tertata rapi di bagian bawah tubuhnya. Kucium harum khas kemaluan Vinna. Kujulurkan lidahku masuk ke dalam belahan kemaluannya dan berusaha menemukan klistorisnya.

Ketika kutemukan daging kecil itu, Vinna mengeluarkan desahan-desahan yang sangat merangsang diriku. Aku semakin bergairah untuk merasakan sempitnya kemaluannya. Kemaluannya terus kulumat dengan lidahku. Tak lama kemudian, kurasakan kepalaku dijepit oleh kedua belah paha Vinna. Badan Vinna mulai mengejang, melonjak dan

Melengkungkan tubuhnya sesaat. Vinna telah mencapai orgasme pertamanya bersamaku. Kubiarkan ia menikmati gelombang orgasme pertamanya selama beberapa menit dengan terus memainkan lidahku dengan lembut di daerah sensitifnya. Kemudian Vinna terbaring lemas karena gelombang orgasme yang telah melandanya tadi. Ia sangat menikmati orgasme nya tadi.

Memahami kebutuhanku, Vinna kembali aktif. Vinna meraih batang kemaluanku dan menyentuhkan lidahnya ke kepala penisku. Kurasakan hisapannya masih malu-malu. Tapi terus kumotivasi dia dengan ucapan-ucapan kotor.

Dan usahaku berhasil. Lama-lama Vinna tidak lagi merasa canggung. Hisapannya mulai membuatku mendesah. Ukuran mulut Vinna pas sekali dengan lebar penisku. Jadi kenikmatan yang kudapat sangatlah nikmat.

Aku pun tak mau diam. Kuraih kedua paha Vinna dan kubenamkan kepalaku diantaranya. Sehingga kami membentuk sikap 69. Rangsangan-rangsangan yang telah menjalari tubuh kami berdua rupanya sudah semakin hebat dan tak dapat ditahan lagi. Vinna bergulir ke sampingku, memutar posisi tubuhnya sehingga kami dapat berciuman sejenak.

Aku bertanya, “Vin, aku masukkan ya?” Dengan lemah, Vinna pun menganggukkan kepala. Kubaringkan tubuhnya ke ranjang, kuangkat kedua belah tungkainya yang muluh ke bahuku. Kuarahkan kepala kemaluanku menuju ke arah kemaluannya.

Lalu kumasukkan kepalanya dahulu ke dalam milik Vinna. Rupanya kemaluan Vinna sangat sempit. Tidak dapat kumasuki. Vinna mendesah kesakitan sambil melonjak ketika aku mencoba menekannya. Sebenarnya aku senang mendapat vagina yang begitu sempit.

Namun aku sangat kesulitan memasukkannya. Aku sudah sangat bersusah payah melakukannya. Aku sangat berhati-hati dalam melakukannya, karena aku tak mau menyakiti Vinna. Aku merasa kasihan pada Vinna.

Vinna terpaksa harus menahan gejolak nafsu dalam dirinya karena hal ini. Wajahnya terlihat sangat menderita. Terpaksa kuambil jalan pintas. Kumasukkan sekali lagi kepala kemaluanku ke dalam lubang kemaluan Vinna dan kudorong sekuat tenaga, namun gagal. Justru aku kesakitan sendiri. Vinna pun menjerit kesakitan. Kucoba menenangkannya sebentar. Lalu kucoba lagi.

Setelah 5 menit akhirnya berhasil. Penisku ternyata dapat masuk seluruhnya ke dalam milik Vinna. Dapat dikatakan sangat pas. Kurasa milik Vinna sangat dalam, karena dari semua cewek yang pernah ML denganku, vaginanya tak ada yang dapat menampung milikku.

Paling-paling hanya 3/4-nya. Mungkin karena Vinna itu tinggi sehingga vaginanya juga dalam. Setelah masuk semua, kudiamkan beberapa saat agar Vinna terbiasa. Lalu penisku mulai kutekan-tekankan perlahan-lahan. Vinna masih mendesah kesakitan. Walau penisku dapat masuk semuanya tapi ini sangat terasa sempit.

Lama-lama kugerakkan agak cepat. Vinna sudah dapat mengikuti permainanku. Ia sudah dapat mendesah nikmat. Klistorisnya tergesek terus oleh milikku. Setelah agak lama, kuganti posisi. Aku berada terlentang di ranjang dan Vinna berada di atasku menghadap ke arahku.

Dengan posisi ini, Vinna dapat mengatur sendiri kecepatan penisku. Vinna menggerakkan sendiri pantatnya. Aku pun menaikkan pantatku saat Vinna menurunkan pantatnya. Tanganku pun berada di kedua bukit kembarnya. Sensasi ini sungguh luar biasa.

Vinna sangat menikmati permainan ini. Vinna mendesah lantang dan ia bergerak semakin seru setiap kali kejantananku menghantam ujung rahimnya. Gerakan kami berdua semakin cepat dan semakin melelahkan, sampai akhirnya Vinna mengejang dan membusurkan badannya kembali.

Gelombang orgasme kedua telah melandanya. Ia tampak masih berusaha meneruskan gerakan-gerakan naik turunnya untuk memperlama waktu orgasmenya yang kedua sebelum akhirnya merebahkan tubuhnya yang lemas di atas tubuhku dan terdiam untuk beberapa saat. Tubuhnya bermandikan keringat. Aku menatap wajahnya yang menunjukan rasa bahagia.

Setelah memulihkan tenaga sesaat. Kembali aku melakukan permainan. Kali ini doggy style. Kubimbing ia pada posisi itu. Aku berdiri di belakangnya dan menusukkan penisku ke dalam miliknya. Kugerakkan penisku perlahan, namun lama-lama semakin cepat.

Vinna berulangkali mendesah sambil mengucapkan kata-kata kotor yang tak dapat kubayangkan mampu keluar dari mulut gadis cantik seperti dia. Sampai akhirnya aku merasakan spermaku sudah mengumpul di penisku. Kukatakan padanya aku hampir orgasme.

Dia pun hampir orgasme. Kupercepat laju penisku di dalam vaginanya. Kubuat agar Vinna keluar terlebih dahulu. Vinna pun meraih orgasmenya yang ketiga. Kubiarkan penisku di dalam vaginanya untuk menambah sensasi baginya, walau aku harus mati-matian menahan laju spermaku agar tidak muntah di dalam.

Kemudian, kucabut penisku dan kumasukkan dalam mulutnya. Spermaku ternyata tidak mau keluar. Vinna pun berinisiatif mengulum penisku. Tak lama kemudian, spermaku muncrat di dalam mulutnya. Spermaku keluar banyak sekali.

Vinna kaget, namun ia segera menelannya. Kami diam sesaat. “Vin, kamu masih kuat untuk main lagi?” tanyaku nakal. “Tentu donk..” jawabnya mesra. Vinna memang memiliki stamina yang kuat. Walaupun tubuhnya telah basah oleh peluh keringat, ia masih belum capai.

Setelah penisku kembali tegang, aku duduk dan Vinna duduk di atasku. Kumasukkan kembali penisku ke dalam vaginanya. Kali ini sudah tidak sesulit tadi walaupun masih agak rapat. Kugoyangkan pantatnya untuk meraih kenikmatan.

Kugesek-gesek klistorisnya dengan penisku. Vinna kembali bergairah menyambutnya. Lalu kucoba menusukkan penisku keras-keras. Rasanya sungguh luar biasa. Vinna sangat menyukai tusukan itu. Ketika spermaku sudah mengumpul lagi, aku berganti posisi.

Vinna kutidurkan terlentang lalu aku tengkurap di atasnya. Kugerakkan pantatku naik turun dengan cepat. Namun Vinna kurang menyukai posisi ini. Kuanjurkan dia untuk tengkurap di atas ranjang dan aku di atasnya. Seperti kura-kura saling menumpang.

Kumasukkan penisku ke dalam liang kenikmatannya. Vinna kembali merasakan rasa puas. Kugerakkan penisku dengan cepat. Vinna akhirnya keluar juga untuk yang keempat kalinya. Aku pun mengeluarkan spermaku lagi di kedua belah dadanya.

Kami pun tertidur selama beberapa jam. Ketika aku bangun, jam sudah menunjukkan pukul 19:30. Aku pun mencoba bangkit dari ranjang. Vinna pun terbangun. Saat itulah Vinna mengungkapkan perasaannya padaku.

Kuterima cintanya dengan tulus. Kami pun berpacaran. Setelah 5 bulan berpacaran, kami pun putus dengan baik-baik. Tapi aku tetap menyukainya Vin, di mana pun kamu, kalau kau membaca cerita ini. Ingatlah selalu kepadaku.

Kawasan Judi

End
Share:

Selasa, 27 Agustus 2019

Cerita Dewasa Majikan Dan Pembantu

Hingga kini, kisah ini masih sering terlintas dalam benak dan pikiranku. Entah suatu keberuntungankah atau kepedihan bagi si pelaku. Yang jelas dia sudah mendapatkan pengalaman berharga dari apa yang dialaminya. Sebut saja namaya si Jo. Berasal dari kampung yang sebenarnya tidak jauh-jauh sekali dari kota Y. Di kota Y inilah dia numpang hidup pada seorang keluarga kaya. Suami istri berkecukupan dengan seorang lagi pembantu wanita Inah, dengan usia kurang lebih diatas Jo 2-3 tahun. Jo sendiri berumur 15 tahun jalan.

Cerita Panas – Suatu hari nyonya majikannya yang masih muda, Ibu Rhieny atau biasa mereka memanggil Bu Rhien, mendekati mereka berdua yang tengah sibuk di dapur yang terletak di halaman belakang, di depan kamar si Jo.
“Inah.., besok lusa Bapak hendak ke Kalimantan lagi. Tolong siapkan pakaian secukupnya jangan lupa sampai ke kaos kakinya segala..” perintahnya.
“Kira-kira berapa hari Bu..?” tanya Inah hormat.
“Cukup lama.. mungkin hampir satu bulan.”
“Baiklah Bu..” tukas Inah mahfum.

Kawasan Judi

Bu Rhien segera berlalu melewati Jo yang tengah membersihkan tanaman di pekarangan belakang tersebut. Dia mengangguk ketika Jo membungkuk hormat padanya.
Ibu Rhien majikannya itu masih muda, paling tua mungkin sekitar 30 tahunan, begitu Inah pernah cerita kepadanya. Mereka menikah belum lama dan termasuk lambat karena keduanya sibuk di study dan pekerjaan. Namun setelah menikah, Bu Rhien nampaknya lebih banyak di rumah. Walaupun sifatnya hanya sementara, sekedar untuk jeda istirahat saja.

Dengan perawakan langsing, dada tidak begitu besar, hidung mancung, bibir tipis dan berkaca mata serta kaki yang lenjang, Bu Rhien terkesan angkuh dengan wibawa intelektualitas yang tinggi. Namun kelihatan kalau dia seorang yang baik hati dan dapat mengerti kesulitan hidup orang lain meski dalam proporsi yang sewajarnya. Dengan kedua pembantunya pun tidak begitu sering berbicara. Hanya sesekali bila perlu. Namun Jo tahu pasti Inah lebih dekat dengan majikan perempuannya, karena mereka sering bercakap-cakap di dapur atau di ruang tengah bila waktunya senggang.

Beberapa hari kepergian Bapak ke Kalimantan, Jo tanpa sengaja menguping pembicaraan kedua wanita tersebut.
“Itulah Nah.. kadang-kadang belajar perlu juga..” suara Bu Rhien terdengar agak geli.
“Di kampung memang terus terang saya pernah Bu..” Inah nampak agak bebas menjawab.
“O ya..?”
“Iya.. kami.. sst.. pss..” dan seterusnya Jo tidak dapat lagi menangkap isi pembicaraan tersebut. Hanya kemudian terdengar tawa berderai mereka berdua.

Jo mulai lupa percakapan yang menimbulkan tanda tanya tersebut karena kesibukannya setiap hari. Membersihkan halaman, merawat tanaman, memperbaiki kondisi rumah, pagar dan sebagainya yang dianggap perlu ditangani. Hari demi hari berlalu begitu saja. Hingga suatu sore, Jo agak terkejut ketika dia tengah beristirahat sebentar di kamarnya.
Tiba-tiba pintu terbuka, “Kriieet.. Blegh..!” pintu itu segera menutup lagi.
Dihadapannya kini Bu Rhien, majikannya berdiri menatapnya dengan pandangan yang tidak dapat ia mengerti.

“Jo..” suaranya agak serak.
“Jangan kaget.. nggak ada apa-apa. Ibu hanya ada perlu sebentar..”
“Maaf Bu..!” Jo cepat-cepat mengenakan kaosnya.
Barusan dia hanya bercelana pendek. Bu Rhien diam dan memberi kesempatan Jo mengenakan kaosnya hingga selesai. Nampaknya Bu Rhien sudah dapat menguasai diri lagi. Dengan mimik biasa dia segera menyampaikan maksud kedatangannya.
“Hmm..,” dia melirik ke pintu.
“Ibu minta kamu nggak usah cerita ke siapa-siapa. Ibu hanya perlu meminjam sesuatu darimu..”
Kemudian dia segera melemparkan sebuah majalah.

“Lihat dan cepatlah ikuti perintah Ibu..!” suara Bu Rhien agak menekan.
Agak gelagapan Jo membuka majalah tersebut dan terperangah mendapati berbagai gambar yang menyebabkan nafasnya langsung memburu. Meski orang kampung, dia mengerti apa arti semua ini. Apalagi jujur dia memang tengah menginjak usia yang sering kali membuatnya terbangun di tengah malam karena bayangan dan hawa yang menyesakkan dada bila baru nonton TV atau membaca artikel yang sedikit nyerempet ke arah “itu”.

Sejurus diamatinya Bu Rhien yang tengah bergerak menuju pintu. Beliau mengenakan kaos hijau ketat, sementara bawahannya berupa rok yang agak longgar warna hitam agak berkilat entah apa bahannya. Segera tangan putih mulus itu menggerendel pintu.
Kemudian.., “Berbaringlah Jo.. dan lepaskan celanamu..!”

Agak ragu Jo mulai membuka.
“Dalemannya juga..” agak jengah Bu Rhien mengucapkan itu.
Dengan sangat malu Jo melepaskan CD-nya. Sejenak kemudian terpampanglah alat pribadinya ke atas.

Lain dari pikiran Jo, ternyata Bu Rhien tidak segera ikut membuka pakaiannya. Dengan wajah menunduk tanpa mau melihat ke wajahnya, dia segera bergerak naik ke atas tubuhnya. Jo merasakan desiran hebat ketika betis mereka bersentuhan.

Naik lagi.. kini Jo bisa merasakan halusnya paha majikannya itu bersentuhan dengan paha atasnya. Naik lagi.. dan.. Jo merasakan seluruh tulang belulangnya kena setrum ribuan watt ketika ujung alat pribadinya menyentuh bagian lunak empuk dan basah di pangkal paha Bu Rhien.
Tanpa memperlihatkan sedikitpun bagian tubuhnya, Bu Rhien nampaknya hendak melakukan persetubuhan dengannya. Jo menghela nafas dan menelan ludah ketika tangan lembut itu memegang alatnya dan, “Bleesshh..!”

Dengan badan bergetar antara lemas dan kaku, Jo sedikit mengerang menahan geli dan kenikmatan ketika barangnya dilumat oleh daging hangat nan empuk itu.
Dengan masih menunduk Bu Rhien mulai menggoyangkan pantatnya. Tangannya menepis tangan Jo yang secara naluriah hendak merengkuhnya.

“Hhh.. ehh.. sshh.. ” kelihatan Bu Rhien menahan nafasnya.
“Aakh.. Bu.. saya.. saya nggak tahan..” Jo mulai mengeluh.
“Tahann sebentar.. sebentar saja..!” Bu Rhien nampak agak marah mengucapkan itu, keringatnya mulai bermunculan di kening dan hidungnya.

Sekuat tenaga Jo menahan aliran yang hendak meledak di ujung peralatannya. Di atasnya Bu Rhien terus berpacu.. bergerak semakin liar hingga dipan tempat mereka berada ikut berderit-derit. Makin lama semakin cepat dan akhirnya nampak Bu Rhien mengejang, kepalanya ditengadahkan ke atas memperlihatkan lehernya yang putih berkeringat.

“Aaahhkhh..!”
Sejurus kemudian dia berhenti bergoyang. Lemas terkulai namun tetap pada posisi duduk di atas tubuh Jo yang masih bergetar menahan rasa. Nafasnya masih memburu.
Beberapa saat kemudian, “Pleph..!” tiba-tiba Bu Rhien mencabut pantatnya dari tubuh Jo.
Dia segera berdiri, merapihkan rambutnya dan roknya yang tersingkap sebentar.
Kemudian, “Jangan cerita kepada siapapun..!” tandasnya, “Dan bila kamu belum selesai, kamu bisa puaskan ke Inah.. Ibu sudah bicara dengannya dan dia bersedia..” tukasnya cepat dan segera berjalan ke pintu lalu keluar.

Jo terhenyak di atas kasurnya. Sejenak dia berusaha menahan degup jantungnya. Diambilnya nafasdalam-dalam. Sambil sekuat tenaga meredam denyutan di ujung penisnya yang terasa mau menyembur cepat itu. Setelah bisa tenang, dia segera bangkit, mengenakan pakaiannya kemudian berbaring. nafasnya masih menyisakan birahi yang tinggi namun kesadarannya cepat menjalar di kepalanya. Dia sadar, tak mungkin dia menuntut apapun pada majikan yang memberinya hidup itu. Namun sungguh luar biasa pengalamannya tersebut. Tak sedikitpun terpikir, Bu rhien yang begitu berwibawa itu melakukan perbuatan seperti ini.

Dada Jo agak berdesir teringat ucapan Bu Rhien tentang Inah. Terbayang raut wajah Inah yang dalam benaknya lugu, tetapi kenapa mau disuruh melayaninya..? Jo menggelengkan kepala.. Tidak..! biarlah perbuatan bejat ini antara aku dan Bu Rhien. Tak ingin dia melibatkan orang lain lagi. Perlahan tapi pasti Jo mampu mengendapkan segala pikiran dan gejolak perasaannya. Beberapa menit kemudian dia terlelap, hanyut dalam kenyamanan yang tanggung dan mengganjal dalam tidurnya.

Perlakuan Bu Rhien berlanjut tiap kali suaminya tidak ada di rumah. Selalu dan selalu dia meninggalkan Jo dalam keadaan menahan gejolak yang menggelegak tanpa penyelesaian yang layak. Beberapa kali Jo hendak meneruskan hasratnya ke Inah, tetapi selalu diurungkan karena dia ragu-ragu, apakah semuanya benar-benar sudah diatur oleh majikannya atau hanyalah alasan Bu Rhien untuk tidak memberikan balasan pelayanan kepadanya.

Hingga akhirnya pada suatu malam yang dingin, di luar gerimis dan terdengar suara-suara katak bersahutan di sungai kecil belakang rumah dengan rythme-nya yang khas dan dihafal betul oleh Jo. Dia agak terganggu ketika mendengar daun pintu kamarnya terbuka.
“Kriieet..!” ternyata Bu Rhien.

Nampak segera melangkah masuk kamar. Malam ini beliau mengenakan daster merah jambu bergambar bunga atau daun-daun apa Jo tidak jelas mengamatinya. Karena segera dirasakannya nafasnya memburu, kerongkongannya tercekat dan ludahnya terasa asin. Wajahnya terasa tebal tak merasakan apa-apa.

Agak terburu-buru Bu Rhien segera menutup pintu. Tanpa bicara sedikitpun dia menganggukkan kepalanya. Jo segera paham. Dia segera menarik tali saklar di kamarnya dan sejenak ruangannya menjadi remang-remang oleh lampu 5 watt warna kehijauan. Sementara menunggu Jo melepas celananya, Bu rhien nampak menyapukan pandangannya ke seantero kamar.
“Hmm.. anak ini cukup rajin membersihkan kamarnya..” pikirnya.
Tapi segera terhenti ketika dilihatnya “alat pemuasnya” itu sudah siap.

Dan.., kejadian itu terulang kembali untuk kesekian kalinya. Setelah selesai Bu Rhien segera berdiri dan merapihkan pakaiannya. Dia hendak beranjak ketika tiba-tiba teringat sesuatu.
“Oh Ibu lupa..” terhenti sejenak ucapannya.
Jo berpikir keras.. kurang apa lagi..? Jujur dia mulai tidak tahan mengatasi nafsunya tiap kali ditinggal begitu saja, ingin sekali dia meraih pinggang sexy itu tiap kali hendak keluar dari pintu.
Lanjutnya, “Hmm.. Inah pulang kampung pagi tadi..” dengan wajah agak masam Bu Rhien segera mengurungkan langkahnya.
“Rasanya tidak adil kalau hanya Ibu yang dapat. Sementara kamu tertinggal begitu saja karena tidak ada Inah..”

Jo hampir keceplosan bahwa selama ini dia tidak pernah melanjutkan dengan Inah. Tapi mulutnya segera dikuncinya kuat-kuat. Dia merasa Bu Rhien akan memberinya sesuatu. Ternyata benar.. Perempuan itu segera menyuruhnya berdiri.
“Terpaksa Ibu melayani kamu malam ini. Tapi ingat.., jangan sentuh apapun. Kamu hanya boleh melakukannya sesuai dengan yang Ibu lakukan kepadamu..”

Kemudian Bu Rhien segera duduk di tepi ranjang. Dirainya bantal untuk ganjal kepalanya. Sejuruskemudian dia membuka pahanya. Matanya segera menatap Jo dan memberinya isyarat.
“..” Jo tergagap. Tak mengira akan diberi kesempatan seperti itu.

Dalam cahaya kamar yang minim itu dadanya berdesir hebat melihat sepasang paha mulus telentang. Di sebelah atas sana nampak dua bukit membuncah di balik BH warna krem yang muncul sedikit di leher daster. Dengan pelan dia mendekat. Kemudian dengan agak ragu selangkangannya diarahkan ke tengah diantara dua belah paha mulus itu. Nampak Bu Rhien memalingkan wajah ke samping jauh.. sejauh-jauhnya.

“Degh.. degh..” Jo agak kesulitan memasukkan alatnya.
Karena selama ini dia memang pasif. Sehingga tidak ada pengalaman memasukkan sama sekali. Tapi dia merasakan nikmat yang luar biasa ketika kepala penisnya menyentuh daging lunak dan bergesekan dengan rambut kemaluan Bu Rhien yang tebal itu. Hhh..! Nikmat sekali. Bu Rhien menggigit bibir. Ingin rasanya menendang bocah kurang ajar ini. Tapi dia segera menyadari ini semua dia yang memulai. Badannya menggelinjang menahan geli ketika dengan agak paksa namun tetap pelan Jo berhasil memasukkan penisnya (yang memang keras dan lumayan itu) ke peralatan rahasianya.

Beberapa saat kemudian Jo secara naluriah mulai menggoyangkan pantatnya maju mundur.
“Clep.. clep.. clep..!” bunyi penisnya beradu dengan vagina Bu Rhien yang basah belum dicuci setelah persetubuhan pertama tadi.
“Plak.. plak.. plakk..,” kadang Jo terlalu kuat menekan sehingga pahanya beradu dengan paha putih mulus itu.
“Ohh.. enak sekali..” pikir Jo.

Dia merasakan kenikmatan yang lebih lagi dengan posisi dia yang aktif ini.
“Ehh.. shh.. okh..,” Jo benar-benar tak kuasa lagi menutupi rasa nikmatnya.
Hampir beberapa menit lamanya keadaan berlangsung seperti itu. Sementara Jo selintas melirik betapa wajah Bu rhien mulai memerah. Matanya terpejam dan dia melengos ke kiri, kadang ke kanan.
“Hkkhh..” Bu Rhien berusaha menahan nafas.
Mulanya dia berfikir pelayanannya hanya akan sebentar karena dia tahu anak ini pasti sudah diujung “konak”-nya.

Tapi ternyata, “Huoohh..,” Bu Rhien merasakan otot-otot kewanitaannya tegang lagi menerima gesekan-gesekan kasar dari Jo.
Dia berusaha sekuat tenaga untuk tidak terbangkitkan nafsunya.
Jo terus bergoyang, berputar, menyeruduk, menekan dan mendorong sekuat tenaga. Dia benar-benar sudah lupa siapa wanita yang dihadapannya ini. yang terfikir adalah keinginan untuk cepat mengeluarkan sesuatu yang terasa deras mengalir dipembuluh darahnya dan ingin segeradikeluarkannya ..!!”Ehh..” Bu Rhien tak mampu lagi membendung nafsunya.

Daster yang tadinya dipegangi agar tubuhnya tidak banyak tersingkap itu terlepas dari tangannya, sehingga kini tersingkap jauh sampai ke atas pinggang. Melihat pemandangan ini Jo semakin terangsang. Dia menunduk mengamati alatnya yang serba hitam, kontras dengan tubuh putih mulus di depannya yang mulai menggeliat-geliat, sehingga menyebabkan batang kemaluannya semakin teremas-remas.

“Ohh.. aduh.. Bu..,” Jo mengerang pelan penuh kenikmatan.
Yang jelas Bu Rhien tak akan mendengarnya karena beliau sendiri tengah berjuang melawan rangsangan yang semakin dekat ke puncaknya.
“Okh.. hekkhh..” Bu Rhien menegang, sekuat tenaga dia menahan diri, tapi sodokan itubenar-benar kuat dan tahan.
Diam-diam dia kagum dengan stamina anak ini.

Akhirnya karena sudah tidak mampu lagi menahan, Bu Rhien segera mengapitkan kedua pahanya, tanganya meraih sprei, meremasnya, dan.., “Aaakkhh..!” dia mengerang nikmat. Orgasmenya yang kedua dari si Jo malam ini. Sementara si Jo pun sudah tak tahan lagi. Saat paha mulus itu menjepit pinggangnya dan kemudian pantat wanita itu diangkat, penisnya benar-benar seperti dipelintir hingga, “Cruuth..! crut.. crut..!” memancar suatu cairan kental dari sana. Jo merasakan nikmat yang luar biasa. Seperti kencing namun terasa enak campur gatal-gatal gimana.”Ohk.. ehh.. hh,” Jo terkulai. Tubuhnya bergetar dan dia segera mundur dan mencabut penisnya kemudian terhenyak duduk di kursi sebelah meja di kamarnya. Wajahnya menengadah sementara secara alamiah tangannya terus meremas-remas penisnya, menghabiskan sisa cairan yang ada disana. Ooohh.. enak sekali.

Di ranjang Bu Rhien telentang lemas. Benar-benar nikmat persetubuhan yang kedua ini. Beberapa saat dia terkulai seakan tak sadar dengan keadaannya. Bongkahan pantatnya yang mengkal dan mulus itu ter-expose dengan bebas. Rasanya batang kenyal nan keras itu masih menyumpal celah vaginanya. Memberinya sengatan dan sodokan-sodokan yang nikmat. Jo menatap tubuh indah itu dengan penuh rasa tak percaya. Barusan dia menyetubuhinya, sampai dia juga mendapatkan kepuasan. Benarkah..?
Sementara itu setelah sadar, Bu Rhien segera bangkit. Dia membenahi pakaiannya. Terlintas sesuatu yang agak aneh dengan anak ini. Tadi dia merasa betapa panas pancaran sperma yang disemburkannya. Seperti air mani laki-laki yang baru pernah bersetubuh.

“Berapa jam biasanya kamu melakukan ini dengan Inah, Jo..?” tanya Bu Rhien menyelidik.
Jo terdiam. Apakah beliau tidak akan marah kalau dia berterus terang..?
“Kenapa diam..?”
Jo menghela nafas, “Maaf Bu.. belum pernah.”
“Hah..!? Jadi selama ini kamu..?”
“Iya Bu. Saya hanya diam saja setelah Ibu pergi.”
“Oo..,” Bu Rhien melongo.

Sungguh tidak diduga sama sekali kalau itu yang selama ini terjadi. Alangkah tersiksanya selama ini kalau begitu. Aku ternyata egois juga. Tapi..?, masa aku harus melayaninya. Apapun dia kan hanya pembantu. Dia hanya butuh batang muda-nya saja untuk memenuhi hasrat sex-nya yang menggebu-gebu terus itu. Selama ini bahkan suami dan pacar-pacarnya dulu tak pernah mengetahuinya. Ini rahasia yang tersimpan rapat.

“Hmm.. baiklah. Ibu minta kamu jangan ceritakan ke siapapun. Sebenarnya Ibu sudah bicara sama Inah mengenai masalah ini. Tapi rupanya kalian tidak nyambung. Ya sudah.. yang penting sekali lagi, pegang rahasia ini erat-erat.. mengerti..?” kembali suaranya berwibawa dan bikin segan.
“Mengerti Bu..,” Jo menjawab penuh rasa rikuh.
Akhirnya Bu Rhien keluar kamar dan Jo segera melemparkan badannya ke kasur. Penat, lelah, namun nikmat dan terasa legaa.. sekali.

Kawasan Judi

End
Share:

Senin, 26 Agustus 2019

Cerita Dewasa Pengalaman Indah Yang Sukar Dilupakan

Kisahku ini adalah kisah nyata, namun nama-nama dan tempatnya sengaja aku ganti untuk menjaga kerahasiaan saja. Aku adalah seorang wanita setengah baya yang kini berusia 35 tahun. Singkatan namaku SK, tapi teman-temanku sering memanggilku Susi saja. Aku dilahirkan di Solo, kota yang katanya banyak mempunyai wanita-wanita ayu. Teman-temanku sendiri sering bilang aku ayu dan cukup seksi dengan ukuran bra 34D, lingkar pinggang 27, dan celana nomor 32.

Kini tiba saatnya aku ingin menceritakan kisahku kepada pembaca sekalian, kisah yang terjadi beberapa saat lalu di Jakarta.

*****

Aku terbangun dari tidurku di atas sebuah ranjang ukuran king size. Tubuhku telanjang bulat tanpa sehelai benang pun. Di kedua payudaraku masih tersisa air mani pria yang lengket di kulitku. Di samping kiriku, kulihat Andre juga dalam keadaan bugil sedang tidur tertelungkup. Di kananku, Tommy yang juga bugil tidur dalam posisi miring dengan kaki agak tertekuk.

Kawasan Judi

Kudengar suara orang menggerakkan badannya agak jauh. Aku duduk di atas tempat tidurku, dan kulihat Dewi dengan tubuh mulusnya yang telanjang bulat sedang membalikkan badan, dan meneruskan tidurnya. Di sampingnya ada Donny yang tidur telanjang bulat dalam posisi terlentang, dan mm..ini pemandangan yang menggairahkanku, batang kemaluannya dalam posisi tegang mengacung ke atas.

Aku turun dari tempat tidur, dan menuju ke arah Donny. Tanganku mulai nakal mengocok-ngocok batang kemaluannya. Donny mulai bereaksi, tanpa sadar pinggulnya ikut irama naik-turun. Aku mempercepat kocokan tanganku di batang kemaluannya. Donny terbangun dan tersenyum melihatku.

"Wow, Sus, enak banget kocokan kamu, terus sayang.. oh.. oh," Donny berkata padaku sambil mulai terengah-engah.

Aku kemudian bangkit dan menaiki tubuh Donny. Kuarahkan batang kemaluannya yang telah besar dan menegang itu ke lubang kemaluanku. Kumasukkan pelan-pelan batang kemaluannya ke dalam lubang kemaluanku, dan aku mulai bergerak naik turun di atas tubuh Donny. Nikmatnya memang luar biasa sekali, aku merasakan batang kemaluan Donny menusuk-nusuk rahimku. Donny kini mulai mengimbangiku. Dia pun asyik memainkan pinggulnya, sementara kedua tangannya memegang erat pinggangku. Lidahnya mulai bermain mengisap dan menjilati payudaraku.

"Don, tetekku 'kan masih ada bekas pejunya," aku memperingatkan.
"Ah, cuek," kata Donny sambil terus menjilati dan mengisap puting payudaraku.
Lalu dengan kecepatan luar biasa, Donny membalik tubuh kami berdua tanpa melepaskan batang kemaluannya dari lubang kemaluanku. Kini Donny yang di
atas, dia yang bergerak aktif memasukkeluarkan batang kemaluannya.
"Ah.., ah.., awww.., sstt.., ah..," mulutku mulai mendesis berulangkali karena rangsangan yang ditimbulkan Donny.

Sedang asyiknya aku dan Donny bersenggama, Dewi yang tidur di sebelah kami terbangun. Dia melihat kami sedang asyik bersenggama, lalu ikut bergabung bersama kami. Dewi menyodorkan payudaranya yang luar biasa besar berukuran 38D ke mulut Donny. Lidah Donny segera menjilati payudara Dewi dan kemudian mulutnya asyik mengisap puting payudara Dewi berulangkali. Melihat itu, tanganku mulai nakal. Kususupkan jari telunjuk dan tengah tangan kananku ke lubang kemaluan Dewi. Aku asyik memainkan jari-jariku ke luar masuk lubang kemaluan Dewi. Dewi membiarkan saja, malah dia semakin lebar mengangkangkan kedua pahanya, sehingga jari-jariku bisa leluasa keluar masuk lubang kemaluannya.

Aku sendiri sudah dua kali mencapai orgasme karena tak kuasa menahan nikmat yang ditimbulkan kocokan batang kemaluan Donny di lubang kemaluanku. Namun Donny tampaknya belum lelah, dia masih asyik menyetubuhiku sambil mulutnya mengisap payudara Dewi. Andre yang terbangun melihat kami bertiga di lantai ikut bergabung. Andre meminta Dewi mengisap batang kemaluannya, dan Dewi tak menolaknya. Di sebelahku, Dewi mengisap batang kemaluan Andre dengan penuh gairah. Tiba-tiba kulihat Tommy juga terbangun. Dia pun bergabung bersama kami. Tommy segera menyodorkan batang kemaluannya ke depan mulutku, dan aku segera membuka mulutku dan mengisap batang kemaluan lelaki yang tadi telah beberapa kali menyetubuhiku.

Kini, kami kembali berpesta orgy sex. Sebelumnya, kami sudah melakukan itu, dan karena lelah, kami semua tertidur. Setelah terbangun, rupanya kami – termasuk aku – masih belum puas, dan sekali lagi melanjutkan pesta orgy sex kami. Nikmatnya memang berbeda dibandingkan hanya bersenggama antara satu pria dan satu wanita saja. Kalau orgy sex rasanya lebih nikmat, karena aku yang wanita bisa merasakan berbagai batang kemaluan pria dan juga berbagai macam gaya dan posisi seks.

Donny tiba-tiba mempercepat goyangannya, rupanya dia sudah hampir sampai klimaksnya, dan tak berapa lama kemudian, Donny menyemprotkan air mani dari batang kemaluannya di dalam lubang kemaluanku. Tommy mencabut batang kemaluannya dari mulutku, dia mengambil tissue, membersihkan lubang kemaluanku sekedarnya saja, dan segera memasukkan batang kemaluannya yang sudah tegang membesar ke dalam lubang kemaluanku.

Kini, Tommy yang menggoyang-goyangkan pinggulnya dan menyetubuhiku. Aku lagi-lagi mencapai orgasmeku, sementara kulihat Andre juga telah mencapai klimaksnya dan menyemprotkan air mani dari batang kemaluannya di dalam mulut Dewi. Sebagian air mani itu meleleh keluar mulut Dewi, sementara Dewi masih terus mengisap kuat-kuat batang kemaluan Andre agar seluruh air mani Andre tertumpah habis dari batang kemaluannya. Andre kemudian mencabut batang kemaluannya dari mulut Dewi, lalu Dewi menyeka sisa-sisa air mani Andre dengan tangannya dan tangannya yang penuh dengan sisa-sisa air mani Andre disekanya ke payudaranya.

"Biar tetek gue makin asyik kalau sering kena peju cowo," ujar Dewi bergurau sambil tertawa.
Tapi aku tak sempat memperhatikan lagi kelanjutannya, karena bersamaan aku mencapai orgasmeku yang kesekian kalinya, Tommy juga mencapai klimaksnya dan menyemprotkan air maninya di dalam lubang kemaluanku. Namun Tommy dengan sigap mencabut batang kemaluannya dari lubang kemaluanku, lalu menyodorkannya ke depan mulutku.

"Susi, isep dong, sayang," pintanya.
Aku segera memasukkan batang kemaluan Tommy ke dalam mulutku dan mengisapnya kuat-kuat. Kurasakan Tommy masih beberapa kali menyemprotkan air maninya yang tersisa di dalam mulutku. Wah, rasanya air mani Tommy banyak sekali sampai meleleh keluar mulutku.

Ya, itulah kisahku berpesta orgy sex. Mulanya Andre, mantan pacarku yang mengajakku ke pesta ulang tahun Dewi pacar barunya. Aku yang memang putus dengan Andre tapi masih berteman baik tak menolak. Ternyata yang terjadi adalah pesta sambil nonton VCD porno Barat dan Mandarin, dan berakhir dengan pesta orgy sex di kamar Dewi.

Aku memang tidak tabu melakukan hubungan seks. Bagiku, asalkan suka sama suka dan sama-sama menginginkannya, kenapa harus ditolak. Aku memang sudah cukup berumur. Walaupun demikian, di atas ranjang, aku tak kalah dengan wanita-wanita muda dalam bermain seks dengan posisi apa pun. Aku kini tinggal di sebuah apartemen di Jakarta Selatan, bersama seorang adik wanitaku, Yanti, yang masih kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta Barat. Aku sendiri bekerja sebagai asisten direktur sebuah perusahaan periklanan di daerah segitiga emas Kuningan, Jakarta Selatan.

Aku pindah ke Jakarta setelah aku selesai kuliah di Yogyakarta. Sebelumnya, dari SD sampai SLTA, aku tinggal di Solo. Ketika kelas II SMP, aku mengenal seks pertama kali. Pacarku yang saat itu sudah kelas II SMA, mengajakku melihat-lihat majalah porno. Lama-lama kami berdua mulai terangsang, namun karena masih takut melakukan hubungan seks alias bersenggama, maka pacarku itu – namanya Agus – hanya menjilati lubang kemaluanku, sebaliknya aku pun mengisap batang kemaluannya sampai Agus klimaks dan keluar air maninya.

Ketika aku di SMA, aku baru mulai berani bersenggama. Pindah ke Yogyakarta, aku kost sekamar dengan Titi. Temanku ini memang cantik dan seksi, dan dengan Titi di Yogyakarta itu aku mengenal berbagai gaya bermain seks. Mulai dari yang biasa, sambil duduk, bersenggama di kamar kecil kampusku, sampai lewat Titi, aku mengenal anal sex. Titi mengajak aku berkenalan dengan temannya keturunan Arab yang mempunyai batang kemaluan amat besar. Aku suka-suka saja disetubuhi teman Titi itu, sampai teman Titi – si Arab itu – yang mengajarkan anal sex, dengan memasukkan batang kemaluannya ke dalam lubang pantatku. Walaupun sudah pakai krim, mula-mula terasa sakit, tetapi lama-lama aku menyukainya juga.

Ketika pindah ke Jakarta, aku langsung berkenalan dengan pria-pria keren dan merasakan kehangatan mereka menyetubuhiku. Kini, dalam seminggu aku paling sedikit harus bersenggama empat kali, mungkin karena nafsu seksku yang semakin besar saja. Hanya saja, sampai saat ini, adikku Yanti, masih belum tahu petualangan seks yang aku lakukan, dan aku juga tak mau menceritakannya. Apa perlunya? Cuma lama-lama Yanti rupanya tahu sendiri. Mulanya, hari itu aku mengajak dua pria yang kukenal semalam di sebuah diskotek di Jakarta Pusat, untuk mampir di apartemen. Benny dan Hermanto, dua kenalan baruku itu tak menolak. Siang hari sekitar pukul 13.00, keduanya tiba di apartemenku.

Aku menyambut keduanya dengan hangat. Kami asyik berbincang-bincang mengenai bisnis kami di bidang periklanan. Kebetulan keduanya juga bergerak di bidang periklanan. Sampai suatu saat Benny mengatakan bahwa minggu lalu dia baru kenalan dengan gadis cantik calon model iklan di perusahaannya. Tadi Benny hanya iseng-iseng saja menggoda Nindya, gadis model itu. Namun rupanya Nindya juga senang digoda. Di kamar kerjanya, setelah menutup rapat pintunya, Benny menggoda Nindya sambil berkata, "Payudara kamu bagus ya, boleh lihat nggak?"

Nindya ternyata tak keberatan. Dia melepaskan blouse dan behanya, dan terpampanglah di hadapan Benny, sepasang buah dada yang ranum dan indah. Benny kemudian nekad memegang dan mulai meremas-remasnya, dan Nindya diam saja, hanya sedikit tersenyum. Maka Benny melancarkan taktik lainnya, dia membisikkan di kuping Nindya, "Aku mau lihat vagina kamu yang pasti indah dengan bulu-bulu kemaluannya. Boleh kan?"

Nindya tersenyum lagi, dan tanpa ragu-ragu mengangkat roknya dan segera melepaskan celana dalamnya. Lalu Nindya duduk di sofa ruang kerja Benny dan mengangkang kedua kakinya lebar-lebar. Benny benar-benar terangsang melihat lubang kemaluan Nindya yang kemerahan. Tanpa sadar Benny melepaskan celana panjang dan celana dalamnya. Batang kemaluannya yang telah membesar tegang, segera disambut oleh mulut Nindya yang mengisapnya penuh kenikmatan. Akhirnya yang terjadi adalah persenggamaan luar biasa.

Aku mendengar cerita Benny langsung terangsang dan di depan Benny serta Hermanto, aku melepaskan rok dan celana dalamku, sambil memperlihatkan lubang kemaluanku kepada keduanya,"Kalau punyaku asyik juga kan?"

Kami segera terlibat dalam permainan seks yang luar biasa. Sisa-sisa air mani Benny dan Hermanto tertumpah di mana-mana, termasuk di sofa dan meja apartemenku. Itulah yang kemudian dijadikan bukti oleh adikku Yanti untuk mengetahui bahwa ternyata aku senang bermain seks.

Aku sudah takut, tapi Yanti menjawab enteng, "Ndak apa kok, Mbak. Aku juga senang ngewe sama pacarku, nanti kalau Mbak Susi ngewe, aku diajak juga ya."
Jadilah sejak saat itu, aku dan Yanti saling membagi pengalaman seks kami.

Kawasan Judi

END
Share:

Minggu, 25 Agustus 2019

Cerita Dewasa Kebuasan Ibu Muda Berjilbab

Kali ini menceritakan pengalaman Sex dari seorang Laki-laki yang menyetubuhi rekan kerjanya yang bernama Ibu Atik. Mereka berdua sama-sama sudah berkeluarga, tetapi disaat mereka berdua bekerja diluar kota mereka melakukan skandal dengan buasnya. Saya kira cukup deskripsi dari cerita Sex ini, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.

Perkenalkan nama saya Dendi saya berumur 32 tahun, saya adalah seorang karyawan disalah satu perusahaan swasta, hampir sekitar 2 tahun saya bekerja pada sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang pelelangan tanah. Di perusahaan itu saya memilki jabatan yang lumayan penting, karena saya selalu yang disuruh berangkat mensurvey dan mengedealkan lahan yang akan dibuat usaha itu benar-benar strategis. Saya sering bertemu dengan klien yang meminta bantuan perusahaan kami atau yang bekerja sama dengan perusahaan kami. Saya bisa menjadi kepercayaan oleh perusahaan dikarenakan saya sudah pernah memenangkan tender yang sangat besar, maka dari itu sekarang saya menjadi orang kepercayaan bos diperusahaanku.

Kawasan Judi

Pada saat itu saya survey sebuah lokasi dan saya selalu ditemani oleh seorang teman kantor yang ditugaskan oleh kantor untuk menemani saya. Teman yang selalu menemani saya dia bernanma Ibu Atik, dia tidak begitu cantik, tapi dia mempunyai senyuman yang sangat menggoda. Usdia Ibu atik ini sekitar 35 tahun, dia sudah bersuami dan mempunyai 2 orang anak. Walaupun dia sudah mempunyai 2 anak, tubuh Ibu Atik ini masih sangat sexy dan dia mempunyai payudara yang lumayan besar, kira-kira ukurannya 34A. Ditambah lagi dia mempunyai bokong yang semok.oh iya Ibu Atik ini seorang ibu yang berhijab kawan-kawan. Ibu Atik ini sering sekali bekerja bersama saya , karena sudah lama selalu bekerja bersama, kami pun sudah akrab dan sering bercanda.

Selain Ibu Atik, saat ditugaskan un tuk survey lokasi saya juga selalu diantar oleh sopir pribadi yang juga sudah lama bekerja dengan dengan saya. dibalik kerudung Ibu Atik sempat saya menebak-nebak tentang gairah Sex Ibu Atik ini, bahkan saya juga sempat menanyakan pada Ibu Atik saat kami keluar untuk survey. Dia hanya tersenyum dengan pertanyaanku yang menjurus soal hubungan Sex. Saya menjadi tahu kalau Ibu Atik ini juga sebenarnya gak baik-baik banget, saya juga bisa mendapatkannya, tapi dia menutupinya dengan berkerudung saat dikantor. Saya juga sering menggodanya saat berada dikantor tapi tidak didepan teman-teman kantor, tapi ketika terlihat sepi, dan Ibu Atik selalu hanya membalas godaanku dengan senyuman yang sangat khas dari raut wajahnya.

Waktu itu hari sabtu saya mengambil cuti karena saya ingin istirahat dirumah, menenagkan pikiran dari segala urusan yang ada dikantor. Tapi tidak sesuai dengan harapanku, sekitar jam 10 sdiang saya ditelpon oleh atasanku dan saya ditugaskan untuk survey sebuah lahan dengan sebuah klien dari perusahaan. Dengan tidak bisa mneolak saya pun menyanggupinya. Dan saya meminta kalau Ibu Atik diantar kerumahku. Segera saya bergegas tata-tata, menydiapkansegala sesuatu yang saya perlukan. Dan setengah jam kemudian Ibu Atik sampai kerumahku dengan diantar sopir perusahaan. Saya mempersilahkannya masuk dirumahku dulu sambil menunggu bersdiap. Istriku dengan Ibu Atik juga sudah kenal karena saya sudah cerita tentang Ibu Atik jadi istriku gak masalah.

Setelah saya selesai, saya mencari sopirku, dan setelah saya panggil istriku yang menjawab, kalau sopirku pagi tadi ijin untuk mengantar istrinya kerumah sakit. Jadi terpaksalah saya menyetir mobil sendiri. Dan saya langsung berpamitan dengan istriku. Saya dan Ibu Atik lalu masuk mobil dan kami pun langsung meninggalkan rumah. Obrolan kami di perjalanan menuju lokasi, hanya menyangkut masalah-masalah bisnis yang ada kaitannya dengan Ibu Atik . Tidak ada sesuatu yang menyimpang. Bahkan setelah tiba di lokasi, saya tidak berpikir yang aneh-aneh. Bahkan saya jengkel juga ketika pemilik tanah itu tidak ada di tempat, harus dijemput dulu oleh keponakannya yang segera meluncur di atas motornya.

Kami duduk saja di dalam mobil yang diparkir menghadap ke kebun tidak terawat, yang rencananya akan dijadikan perumahan oleh kenalanku yang seorang developer. Situasi sepi sekali. Karena kami berada di depan kebun yang mirip hutan. Pepohonan yang tumbuh tidak dirawat sedikit pun. Tapi situasi yang sepi itu…entah kenapa…tiba-tiba saja membuatku iseng…memegang tangan Ibu Atik sambil berkata,

“ Bisa 2 jam kita harus menunggu di sini, Bu.”
“ Iya Pak,” sahutnya tanpa menepiskan genggamanku,
“ Sabar aja ya Pak….di dalam bisnis memang suka ada ujiannya.” Saya terdiam.

Tapi tanganku tidak diam. Saya mulai meremas tangan wanita 30 tahunan itu, yang makin lama terasa makin hangat. Dia bahkan membalasnya dengan remasan. Apakah ini berarti, ah…pikiranku mulai melayang-layang tidak menentu. Mungkin di mana-mana juga lelaki itu sama seperti saya. Dikasih hati minta ampela. Remas-remasan tangan tidak berlangsung lama. Kami bukan remaja lagi. Masa cukup dengan remas-remasan tangan? Sesaat kemudian, lengan kiriku sudah melingkari lehernya. Tangan kananku mulai berusaha membuka jalan agar tangan kiriku bisa menyelusup ke dalam bajunya yangb sangat tertutup dan bertangan panjang. Ibu Atik terdiam saja. Dan akhirnya saya berhasil menyentuh payudaranya.

Tapi dia menepiskan tanganku sambil berkata,

“ Duduknya di belakang saja Pak…di sini tsayat dilihat orang…” O, senangnya hatiku.

Karena ucapannya itu mengisyaratkan bahwa dia juga mau !

“ Kenapa mendadak jadi begini Pak?” tanya wanita behijab itu ketika kami sudah duduk di jok belakang, pada saat tanganku berhasil menyelinap ke baju tangan panjangnya dan ke balik BH nya.
“ Gak tau kenapa ya?” sahutku sambil meremas payudaranya yang terasa masih kencang, mungkin karena rajin merawatnya. “ Tapi Pak…uuuuhhhh…..kalau saya jadi merangsang gimana nih?” wanita itu terpejam-pejam sambil meremas-remas lututku yang masih berpakadian lengkap.
“ Kita lsayakan saja…asal Ibu Atik gak keberatan….” tanganku makin berani, menyelinaplah ke balik rok panjangnya, lalu menyelundup di balik celana dalamnya.

Tanganku sudah menyentuh bulu kemaluannya yang terasa lebat sekali. Kemudian menyeruak ke bibir kemaluannya…bahkan mulai menyelinap ke celah memeknya yang terasa sudah membasah dan hangat.

“ Masa di mobil?” protesnya,
“ kata orang mobil jangan dipakai gituan, bisa bikin sdial…”
“ Emang sdiapa yang mau ngajak begituan di mobil? Ini kan perkenalan aja dulu….” Kata saya pada waktu jemariku mulai menyelusup ke dalam lubang kemaluan Ibu Atik yang terasa hangat dan berlendir…

Wanita itu memelukku erat-erat sambil berbisik,

“ Duh Pak…saya jadi kepengen nih….kita cari penginapan aja dulu yuk. Bilangin aja sama orang-orang di sini kalau kita mau datang lagi besok.”
“ Iya sayang,” bisikku,
“ Sekarang ini memiliki dirimu lebih penting daripada ketemuan dengan pemilik tanah itu…”
“ Ya sudah dulu dong,” Ibu Atik menarik tanganku yang sedang mempermainkan kemaluannya,
“ Nanti kalau saya gak bisa nahan di sini kan berabe. Nanti aja di penginapan saya kasih semuanya…” Saya ketawa kecil,

Lalu pindah duduk ke belakang setir lagi. Tidak lama kemudian mobilku sudah meluncur di jalan raya. Persetan dengan pemilik tanah itu. Sekarang ini yang terpenting adalah tubuh Ibu Atik , yang jelas sudah siap diapakan saja. Dengan mudah kudapatkan hotel kecil di luar kota, sesuai dengan keinginan Ibu Atik , karena kalau di dalam kota tsayat kepergok oleh orang-orang yang kami kenal. Soalnya saya punya istri, Ibu Atik pun punya suami. Hotel itu cuma hotel sederhana. Tapi lumayan, kamar mandinya pakai shower air panas. Tidak pakai AC, karena udaranya cukup dingin, rasanya tidak perlu pakai AC di sini.

Yang penting adalah wanita behijab itu…yang kini sedang berada di dalam kamar mandi, mungkin sedang cuci-cuci dulu…sementara saya sudah tidak sabaran menunggunya. Ketika dia muncul di ambang pintu kamar mandi, saya terpana dibuatnya. Rambutnya yang tidak ditutupi apa-apa lagi, tampak tergerai lepas….panjang lebat dan ikal. Jujur…dia tampak jauh lebih Sexi, apalagi kalau mengingat bahwa dia 5 tahun lebih muda adaripada istriku. Rok bawahnya tidak dikenakan lagi, sehingga pahanya yang putih mulus itu tampak jelas di matsaya.

Saya bangkit menyambutnya dengan pelukan hangat,

“ Ibu Atik kalau gak pake jilbab malah tampak lebih cantik….muuuahhhhh…” katsaya diakhiri dengan kecupan hangat di pipinya.

Dia memegang pergelangan tanganku sambil tersenyum manis. Dan kuraih pinggangnya, sampai berada di atas tempat tidur yang lumayan besar. Lalu kami bergumul mesra di atas tempat tidur itu. Ibu Atik tidak pasif. Berkali-kali dia memagut bibirku. Saya pun dengan tidak sabar menyingkapkan baju lengan panjangnya. Dan…ah…rupanya tidak ada apa-apa lagi di balik baju lengan panjang itu selain tubuh Ibu Atik yang begitu mulus. Payudaranya tidak sebesar payudara istriku. Tapi tampak indah di matsaya. Tidak ubahnya payudara seorang gadis belasan tahun. Dan ketika pandanganku melayang ke bawah perutnya…tampak sebentuk kemaluan wanita yang berambut tebal, sangat lebat…. Saya pun mulai beraksi.

Mencelucupi lehernya yang hangat, sementara tanganku mulai mengelus bulu kemaluan yang lebat keriting itu. Ibu Atik pun tidak tinggal diam, mulai melepaskan kancing kemejsaya satu persatu, lalu menanggalkan kemejsaya. Untuk mempermudah, saya pun menanggalkan celana panjang dan celana dalamku. Sehingga batang kemaluanku yang sudah tegak kencang ini tidak tertutup apa-apa lagi. Ibu Atik melotot waktu melihat batang kemaluanku yang sudah tidak tertutup apa-apa lagi ini.

“ Iiiih…punya Bapak kok panjang gede gitu….mmm….si ibu pasti selalu puas ya …” desisnya.
“ Emang punya suami Ibu Atik seperti apa?” tanysaya.
“ Jauh lebih pendek dan kecil,” bisik Ibu Atik sambil merangkulku dengan ketat, seperti gemas.

Kembali kuciumi lehernya yang mulai keringatan, lalu turun…mencelucupi puting payudaranya. Kusedot-sedot seperti anak kecil sedang menetek, sambil mengelus-eluskan ujung lidahku di putting payudara yang terasa makin mengeras ini. Sementara tanganku tidak hanya diam. Jemariku mulai mengelus bibir kemaluan wanita itu, bahkan mulai memasukkan jari tengahku ke dalam lubang kemaluannya. Ibu Atik sendiri tidak cuma berdiam diri. Tangannya mulai menggenggam batang kemaluanku. Meremasnya dengan lembut. Mengelus-elus puncak penisku, sehingga saya makin bernapsu. Tapi saya sengaja ingin melsayakan pemanasan selama mungkin, supaya meninggalkan kesan yang indah di kemudian hari. Maka setelah puas menyelomoti puting payudara wanita itu, bibirku turun ke arah perutnya. Menjilati pusarnya sesaat, Lalu turun ke bawah perutnya.

“ Pa jangan ke situ ah…malu…” Ibu Atik berusaha menarik kepalsaya agar naik lagi ke atas.

Tapi saya bahkan mulai menciumi kemaluanya yang berbulu lebat itu. Lalu jemariku menyibakkan bulu kemaluan wanita itu, mengangakan bibirnya dan mulai menjilatinya dengan gerakan dari bawah ke atas….

“ Aduh Pak…ini diapain? Aaah…kok enak sekali Pak…..” Ibu Atik mulai menceracau tidak menentu.

Lebih-lebih ketika saya mulai mengarahkan jilatanku di clitorisnya, terkadang menghisap-hisapnya sambil menggerak-gerakkan ujung lidahku.

“ Oooh Pak…oooh….Pak….iiiih….saya udah mau keluar nih….duuuhhhhhh” celotehnya membuatku buru-buru mengarahkan batang kemaluanku ke belahan memeknya yang sudah basah.

Dan kudesakkan sekaligus….blessss…..agak mudah membenam ke dalam liang surgawi yang sudah banyak lendirnya itu.

“ Aduuuduuuhhhh…sudah masuk Paaakk…..oooohhhh….” Ibu Atik menyambutku dengan pelukan erat, bahkan sambil menciumi bibirku sambil menggerak-gerakkan bokongnya,
“ Sa…saya gak bisa nahan lagi…langsung mau keluar Paaak…tadi sih terlalu dienakin…oooh…” Lalu terasa tubuh wanita itu mengejang dan mengelojot seperti sekarat.

Rupanya dia tidak bisa menahan lagi. Dia sudah klimaks….terasa lubang kemaluannya berkedut-kedut, lalu jadi becek,
“ Barusan kan baru klimaks pertama,”bisikku yang mulai gencar mengayun batang kemaluanku, maju mundur di dalam celah kemaluan Ibu Atik .

Beberapa saat kemudian wanita itu merem melek lagi, bahkan makin gencar menggoyang-goyang pinggulnya, sehingga batang kemaluanku serasa dibesot-besot oleh lubang surgawi Ibu Atik . Saya tahu goyangan bokongnya itu bukan sekadar ingin memberikan kepuasan untukku, tapi juga mencari kepuasan untuknya sendiri. Karena pergesekan penisku dengan lubang kemaluannya jadi makin keras, kelentitnya pun berkali-kali terkena gesekan penisku.

“ Adduuuh, duuuh….Pak…kok enak sekali sih Pak…..aaah…saya bisa ketagihan nanti Pak…..” celotehnya dengan napas tersengal-sengal.
“ Saya juga bisa ketagihan,” sahutku setengah berbisik di telinganya, sambil merasakan enaknya gesekan dinding lubang kemaluannya,
“ memekmu enak sekali, sayang…..duuuuh….benar-benar enak sekaliii….” Saya memang tidak berlebihan.

Entah kenapa, rasanya persetubuhanku kali ini terasa fantastis sekali. Mungkin ini yang disebut SII (Selingkuh Itu Indah). Padahal posisi kami cuma posisi klasik. Goyangan bokong Ibu Atik juga konvensional saja. Tapi enaknya luar bdiasa. Dalam tempo singkat saja keringatku mulai bercucuran. Ibu Atik pun tampak sangat menikmati enjotan batang kemaluanku. Sepasang kakinya diangkat dan ditekuk, lalu melingkari pinggangku, sementara rengekan-rengekannya tdiada henti terlontar dari mulutnya.

“ Ooooh….oooh…hhhh….aaaaahhhhh…oooh…aaaaah….aduuuh Paaak….enak Pak….duuuuh….mmmmhhhhh saya mau keluar lagi nih Paaak….”
“ Kita barengin keluarnya yok….” bisikku sambil mempergencar enjotan batang kemaluanku, maju mundur di dalam lubang kewanitaan Ibu Atik.
“ I…iya Pak….bi…bi…bdiar nikmat…..” sahutnya sambil mempergencar pula ayunan pinggulnya, meliuk-liuk cepat dan membuat batang kemaluanku seperti dipelintir oleh dinding lubang kemaluan wanita yang licin dan hangat itu.

Sampai pada suatu saat…kuremas-remas buah dada wanita itu, matsaya terpejam, napasku tertahan…batang kemaluanku membenam sedalam-dalamnya….lalu kami seperti orang-orang kesurupan….sama-sama berkelojotan di puncak kenikmatan yang tdiada taranya ….. Air maniku terasa menyemprot-nyemprot di dalam lubang memek Ibu Atik . Lubang yang terasa berkedut-kedut.

Lalu kami sama-sama terkapar, dengan keringat bercucuran,

“ Ini yang pertama kalinya saya digauli oleh lelaki yang bukan suami saya…” kata Ibu Atik sambil membdiarkan batang kemaluanku tetap menancap di dalam memeknya.

Kujawab dengan kecupan hangat di bibirnya yang sensual,

“ Sama…saya juga baru sekali ini merasakan bersetubuh dengan wanita yang bukan istri saya. Terimakasih sayang…mulai saat ini Ibu Atik jadi istri rahasisaya…”
“ Dan Bapak jadi suami kedua saya….iiih…kenapa tadi kok enak sekali ya Pak?”
“ Mungkin kalau dengan pasangan kita sendiri sudah terlalu bdiasa, nggak ada yang aneh lagi. Tapi barusan dilepas di dalam…nggak apa-apa ?”
“ Nggak apa-apa,” sahutnya dengan senyum manis, mata bundar beningnya pun bergoyang-goyang manja,
“ Saya kan ikut program KB sejak kelahiran anak kedua…”

“ Asyik dong, jadi aman….” “ Saya pasti ketagihan Pak….soalnya punya Bapak panjang gede gitu…..” Kata-kata Ibu Atik itu membuat napsuku bangkit lagi.

Dan batang kemaluanku yang masih terbenam di dalam memeknya, terasa mengeras lagi. Maka kucoba menggerak-gerakkannya…ternyata memang bisa dipakai “bertempur” lagi. Batang kemaluanku sudah mondar mandir lagi di dalam lubang memek Ibu Atik yang masih banyak lendirnya tapi tidak terlalu becek, bahkan lebih mengasyikkan karena saya bisa mengentot dengan gerakan yang sangat leluasa tanpa kehilangan nikmatnya sedikit pun. Bahkan ketika saya menggulingkan diri ke bawah, dengan aktifnya Ibu Atik action dari atas tubuhku.

Setengah duduk dia menaik turunkan pinggulnya, sehingga saya cukup berdiam diri, hanya sesekali menggerakkan batang kemaluanku ke atas, supaya bisa masuk sedalam-dalamnya. Posisi di bawah ini membuatku leluasa meremas-remas payudara Ibu Atik yang bergelantungan di atas wajahku. Terkadang kuremas-remas juga bokongnya yang lumayan besar dan padat. Tapi mungkin posisi ini terlalu enak buat Ibu Atik , karena moncong penisku menyundul-nyundul dasar lubang memeknya. Dan itu membuatnya cepat klimaks. Hanya beberapa menit dia bisa bertahan dengan posisi ini. Tidak lama kemudian dia memeluk leherku kuat-kuat, seperti hendak meremukkannya.

Lalu terdengar erangan nikmatnya,

“ Aaaahhhh….saya keluar lagi Paaaak…..” Kemudian dia ambruk di dalam dekapanku.

Tapi saya seolah tidak peduli bahwa Ibu Atik sudah klimaks lagi. Butuh beberapa saat untuk memulihkan vitalitasnya kembali. Tidak perlu vitalitas. Yang jelas batang kemaluanku sedang enak-enaknya mengenjot memek teman bisnisku ini. Lalu saya menggulingkan badannya sambil kupeluk erat-erat, tanpa mencabut batang kemaluanku dari dalam memeknya yang sudah klimaks kesekdian kalinya. Ibu Atik memejamkan matanya waktu saya mulai mengentotnya lagi dengan posisi klasik, dia di bawah saya di atas.

Tapi beberapa saat kemudian dia mulai aktif lagi. Mendekapku erat-erat sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya dengan gerakan meliuk-liuk ….. Saya pun makin ganas mengentotnya. Tapi dia tidak mau kalah ganas. Gerakan bokongnya makin lama makin dominan. Membuatku berdengus-dengus dalam kenikmatan yang luar bdiasa.

“ Oooh…enak banget Paaak….sa…saya mau keluar lagi ….kita barengin lagi Pak…ta…tadi juga enak sekali….” celotehnya setelah batang kemaluanku cukup lama mengentot lubang memeknya.

Saya setuju. Kuenjot batang kemaluanku dengan kecepatan tinggi, maju-mundur, maju-mundur….sampai akhirnya kami sama-sama berkelojotan lagi Saling cengkram, saling lumat….seolah ingin saling meremukkan….dan akhirnya air maniku menyemprot-nyemprot lagi di puncak kenikmatanku, diikuti dengan rintihan lirih Ibu Atik yang sedang mencapai klimaks pula.

“ Kita kok bisa tiba-tiba begini ya?” cetus Ibu Atik waktu sudah mengenakan pakadiannya lagi.

“ Iya…dari rumah aja gak ada renana….tapi tadi mendadak ada keinginan…untunglah Bu Ivvy gak menolak…terimakasih ya sayang,” sahutku dengan genggaman erat di pergelangan tangannya, kemudian kukecup mesra bibirnya yang tipis mungil itu.

Wanita itu tersenyum. Memeluk pinggangku sambil berkata perlahan,

“ Kita harus berterimakasih pada pemilik tanah itu, ya Pak. Gara-gara dia gak ada di tempat, kita jadi ada acara mendadak begini.” Saya mengangguk dengan senyum.

Sementara hatiku berkata,

“ Gara-gara sopirku gak masuk pula, saya jadi punya kisah seperti ini. Kalau ada dia, saya tentu tidak akan sebebas ini.”

Sore itu kami pulang ke rumah masing-masing, dengan perasaan baru. Bahkan malamnya, ketika istriku sudah tertidur pulas, saya masih sempat smsan dengan Ibu Atik . Salah satu smsnya berbunyi:

“ Puas banget…punya saya sampe terasa seperti jebol….punya bapak kegedean sih…kapan kita ketemuan lagi?” Kujawab singkat,

“ Kapan pun saya siap..” Satu kisah indah telah tercatat di dalam kehidupanku. Yang tidak mungkin kulupakan sampai kapanpun.

Kawasan Judi

END
Share:
Diberdayakan oleh Blogger.

Postingan Populer

Chat NOW